# 2. Saksi yang kedua adalah Allah SWT
Dalam Al Qur'an Surah Al-Isra' ayat 1, disebutkan bahwa Allah SWT adalah saksi atas peristiwa Isra' Mi'raj. Ayat tersebut berbunyi sebagai berikut:
subḥānallażī asrā bi‘abdihī lailam minal-masjidil-ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣallażī bāraknā ḥaulahū linuriyahū min āyātinā, innahū huwas-samī‘ul-baṣīr.
Artinya: "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S Al-Isra' [17] : 1)
Peristiwa Isra' Mi'raj memiliki konsep spiritual yang sangat dalam, yaitu perjalanan spiritual ke langit untuk menerima perintah shalat dari Allah SWT. Allah SWT meng- isra'-kan hamba- Nya di malam hari, karena waktu itulah yang paling utama bagi para hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan waktu yang paling baik untuk beribadah kepada- Nya.
Dari kata " asrā" dapat dipahami bahwa Isra' Nabi Muhammad SAW terjadi di waktu malam hari, karena kata "asra" dalam bahasa Arab berarti perjalanan di malam hari.
Penyebutan " lailan", dengan bentuk "isim nakirah" yang berarti "malam hari", adalah untuk menggambarkan bahwa kejadian Isra' itu mengambil waktu malam yang singkat dan juga untuk menguatkan pengertian bahwa peristiwa Isra' tu memang benar- benar terjadi di malam hari.
# 3. Saksi yang ke-3 Peristiwa Isra' Mi'raj adalah Malaikat Jibril
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Aku diperjalankan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian aku naik ke langit dan aku melihat para nabi, dan aku melihat Jibril, dan aku melihat surga dan neraka." (HR. Bukhari dan Muslim)