Mohon tunggu...
Catatan Guskur
Catatan Guskur Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Membaca (IQRA) dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ibadah Haji Dalam Islam Berbeda Dengan Tradisi Kaum Pagan (Musryikin)

23 Januari 2025   11:43 Diperbarui: 23 Januari 2025   12:43 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Perbedaan dengan Tradisi Pagan (Musryik): Meskipun ada kesamaan dalam beberapa ritual, Islam telah memperbarui dan memperbaiki pelaksanaan ibadah haji agar sesuai dengan syariat yang sebenarnya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam tidak secara langsung mengadopsi tradisi pagan, melainkan memperkaya dan memperbarui tradisi tersebut.

3. Ritual Sa'i: Ritual Sa'i yang melibatkan berlari antara bukit Shafa dan Marwah, didasarkan pada kisah Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang mencari air untuk anaknya, Nabi Ismail.

  • 4. Makna Tawaf: Tawaf adalah ritual mengelilingi Ka'bah sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Ini merupakan bagian dari ibadah Haji dan Umrah yang menunjukkan kepatuhan dan penghambaan kepada Allah.
  • Hal ini tertulis sangat jelas dalam ayat Al Quran surah Al Baqarah ayat 158, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

    "Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka, siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan Sa'i antara keduanya. Siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri, lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah [2]:158).

    Pada ayat ini kabar gembira itu ditegaskan kembali dengan menjelaskan bahwa Safa dan Marwah adalah salah satu tempat ibadah umat Islam sejak Nabi Ibrahim as. 

    Dan barang siapa ingin mengerjakan ibadah haji, haruslah ia melakukan Sa'i antara Safa dan Marwah. Dengan demikian karena Mekah adalah tempat melakukan ibadah haji yang menjadi rukun Islam kelima dalam Islam yang harus dikerjakan oleh setiap Muslim yang mampu menunaikannya.

    Karena itu, Masjidil haram dan sekelilingnya harus dibersihkan dari berhala patung sesembahan serta segala kemusyrikan. Sangat jelas bahwa Sa'i itu harus dikerjakan dalam menunaikan ibadah haji.

    Yang menjadi pertanyaan di sini ialah mengapa dalam surah Al Baqarah ayat 158 disebutkan,

    "Tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya" padahal itu adalah suatu rukun yang wajib, dan tidak mungkin seseorang yang menunaikan rukun atau wajib akan berdosa.?!"

    Hal ini untuk menghilangkan keragu-raguan kaum Muslimin tentang mengerjakan Sa'i, karena kaum musyrikin juga mengerjakan Sa'i dalam ibadah mereka, seakan-akan apa yang dikerjakan kaum musyrikin itu tidak boleh dilakukan oleh kaum Muslimin dan mereka akan berdosa bila mengerjakannya.

    Jadi harus dipahami bahwa maksud mengerjakan sa'i kaum pagan (musyrikin) berbeda dari kaum Muslimin.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun