Mohon tunggu...
Agus Salim
Agus Salim Mohon Tunggu... Guru - HM SDN Bening Kec. Gondang

Agus Salim lahir di Situbondo pada tanggal 20 Agustus . Kini berdomisili di Kabuopaten Mojokerto, tepatnya di Desa Gebangsari RT 12 RW 5 Kec. Jatirejo Kab. Mojokerto Prov. Jawa Timur. Sebagai guru Bahasa Indonesia di SMPN 1 Jatirejo Kab. Mojokerto pada tahun 1994 s.d. 2021. Sejak Januari 2022, aktivitas kesehariannya adalah kepala sekolah di SDN Bening Kec. Gondang Kab. Mojokerto/ Agus Salim menyukai sastra dan menulis puisi, cerpen, juga artikel

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi-puisi Cinta

26 April 2018   08:32 Diperbarui: 26 April 2018   09:46 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

MELIPAT KATA

helai demi helai kueja keraguanku 

yang merambat  pada kuning matahari

: di sepanjang jalan beraspal, sore ini

kesabaranku yang gelisah kusampirkan

pada benang penantian di tepian jalan

lalu kuikat kembali pada ranum wajahmu

yang melintas menerak angin resah

di bawah tudung gubuk bersulam kelaras

kita lena dalam percumbuan rasa yang bisu

meraba tanya adakah rindu sudah hampa

ketika tatap mata melipat berhelai-helai kata

perlahan senyummu bergebar lepas

merobek kaldera dukaku yang beku

dan rindu lalu bertemu dengan sapa

: yang belum sempurna

Trowulan, 23 April 2018

 

CINTA SEPENGGAL

 malam terus saja melarut pada gelapnya

menelan rasaku yang melarung sepi

mengejar biasmu pada bulan suram

kugapai wajahmu dengan kayuh sampan

yang gelisah dicumbu desir angin malam

kubiarkan riak laut mengayun rinduku

mengais kenang pada pernyataan cinta

yang dulu pernah kau tuliskan

pada selembar air yang basah butiran pasir

lalu pudar pada surutnya, menyisakan luka

bulan pun enggan memancarkan cahaya

: cintaku yang tinggal sepenggal

Mojokerto, 22 April 2018

 

CINTA DI PELATARAN SENJA

tanpa kedip kutelusuri gemulai ayun serumpun kamboja

yang bersemayam di teras, depan rumah kita

pada batangnya, ada serabut cintamu yang menyelendang,

menjarah setiap hembus nafas setiaku

kelopak merah muda yang menggeliat di serimbun-serimbun daun

tetap tak seindah geliat tubuh dan ranum senyum

yang kau suguhkan di setiap ujung pagi

: sampai sesore ini

isrtiku, mari kita duduk bersama di pelataran senja ini

merakit kisah silam yang berpernik cerita warna cinta

tentang canda tawa yang merenyah di halaman kampus tua

tentang aroma daun pandan yang kita gelar menjelang malam

tentang seseringai perih dari segores kata kesal

yang menyisakan luka  di tepian rasa, tanpa duga

lalu kita balut dengan kedalaman cinta

: sampai sesore ini

isrtiku, mari kita duduk bersama di pelataran senja ini

menyulam sore yang merambat anggun di butiran air hujan

pada remang gerimisnya ada lintas bayangmu membawa mimpi

dan secangkir wedang kopi yang selalu kau saji menjelang pagi 

menawarkan kehangatan mesramu, sekadar melarungkan hasrat

yang penuh gelora di hamparan samudera rinduku

yang tanpa waktu, yang tanpa jemu padamu

: sampai sesore ini

Mojokerto, 2 Maret 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun