Seorang salik yang memiliki kualitas nafsu mutmainah (jiwa yang tenang), dia akan selalu merendahkan diri, tidak sombong dengan ibadahnya, tidak riya dengan ibadahnya, dan tidak pula  menghina orang lain tentang suatu ibadah. Bila melihat orang lain yang ibadahnya masih rendah, dia tidak menghina melaikan tetap bersahaja dengan siapapun, Ibadahnya benar-benar dapat menenangkan pikiran, jiwa dan hati untuk selalu menyadari kedudukan sebagai hamba Allah, bukan untuk kesombangan, melainkan untuk ketenangan dirinya dan lingkungannya.
Jiwa mutmainah (jiwa yang tenang) dapat merasakan nikmat serta rasa syukur yang mendalam  dalam  dzikirnya, yang selanjutnya masuk kedalam jiwa dan hatinya, sehingga sampai bisa meneteskan air mata kesucian. (catatan, biasanya bila kita mengeluarkan air mata dalam dzikir, ada sesuatu yang unik yaitu air mata kita tidak asin, tidak seperti air mata kesedihan yang  umumnya terasa asin).
Ibadah-ibadah yang di lakukan selalu membawa manfaat untuk dirinya dan menjadikan dirinya bisa berbuat kebaikan terhadap sesama, segala gerak dan lakunya selalu mengandung nilai-nilai ibadah yang ihklas. Setiap nafas dan gerak hidupnya selalu di barengi dengan nilai-nilai ibadah dan rasa syukur yang mendalam kepada Allah sampai akhir hayatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H