Yang artinya "Allah (pemberi) Cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang di nyalakan dengan minyak dari pohon yang di berkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya diatas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang-orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah mengetahui segala sesuatu".
Dan Surat An Nur ayat 36 yang berbunyi " Fii buyuutin azinallahu an turfa'a wa yuzkaro fiihasmuhuu yusabbihu lahu fiihaa bil ghuduwwi wal aashool". Yang artinya " (Cahaya itu) di rumah-rumah yang disana telah di perintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya disana bertasbeh (menyucikan) nama-Nya waktu pagi dan petang.
Menjelaskan dan mengkaji secara tuntas  Qur'an Surat An- Nur di atas,  tentu  tidak akan cukup dalam satu buku, namun di sini setidaknya pikiran dan akal kita akan bisa mengarahkan pemahaman bahwasanya Allah adalah Cahaya di atas cahaya, Dia Allah memberikan cahaya kepada jiwa-jiwa yang di hendakinya untuk selalu bertasbih dan memuji-Nya.
Cahaya-cahaya (Nur Ilahiyah) inilah yang sangat kita butuhkan sebagai seorang salik. Bila kita mendapatkan cahaya (nur) dari Allah tentu kita akan sangat bahagia karena hal  ini adalah indicator bahwa apa yang kita lakukan mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Bila seorang salik melihat dan menerima cahaya dari Allah maka dia akan merasakan dingin yang muncul dari tubuhnya, bahkan sampai dingin sekali atau menggigil. Bila anda mengalami hal ini maka anda wajib bersyukur bahkan sujud syukur kepada Allah atas segala rahmat dan ridho yang diberikan kepada Anda. Ada sebuah sedikit cerita dari pengalaman yang saya  alami sendiri terutama yang  berhubungan hal ini. Begini ceritanya :Â
Disaat saya sedang menuntut ilmu ketuhanan yang saya mulai tahun 1996 saya bertanya pada seorang guru tentang Nur Muhammad, beliau menjawab dengan ayat ini selanjutnya saya amalkan selama 11 bulan dengan istiqomah untuk memahami ayat tersebut diatas, pada bulan ke sebelas dalam halwat saya diperlihatkan langsung cahaya berwarna kuning dengan nyata, dan ketika mata saya melihat cahaya tersebut saya silau sekali dan badan terus merasa  kedinginan yang amat sangat, tubuh menggigil dan gigi gemetaran, kejadian itu berlangsung selama 3 jam dari jam 2 malam sampai jam 5 pagi.
Setelah kejadian tersebut pikiran saya bingung, namun jiwa dan hati saya tenang, akhirnya saya di jelaskan oleh guru saya bahwa saat itu telah datang kepada saya cahaya yang datangnya dari Allah langsung seperti yang tertuang dalam surat An Nur ayat 35 dan 36. Selanjutnya kejadian itupun sering terjadi ketika saya sholat malam dan dzikir malam, yang kemudian lama kelamaan ada suatu perubahan dalam diri saya yakni saya lebih yakin dan semakin rindu kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Dampak lain yang saya rasakan adalah ketika saya menjalankan ibadah kepada Allah sangat terasa sekali ketenangan dan kedamian dalam pikiran, jiwa dan hati saya, itulah sekilas cerita yang penah saya alami.
Bila kita sering mendapatkan cahaya maka  dampak yang bisa kita rasakan adalah adanya perubahan jiwa dan hati kita yang semakin suci dan semakin mendekat kepada Allah. Dengan Cahaya inilah jiwa kita akan terus pada tataran nafsu mutmainah dan nafsu rodiah (jiwa yang tenang dan jiwa yang di ridhoi Allah).
Selayaknya tataran nafsu mutmainah ini bisa kita raih agar kita  lebih mudah untuk meningkatkan kualitas jiwa kita pada tataran di atasnya, yaitu meningkat pada nafsu rodiah (jiwa yang diridhoi Allah). Tercapainya tataran nafsu rodiah membuat hidup kita benar-benar bermanfaat dunia dan akhirat.
Bila seseorang telah mencapai nafsu mutmainah (jiwa yang tenang), maka dalam menjalankan ibadah sholat, segala gerak dan ucapan bisa kita rasakan, Yaitu terasa  ada aliran darah dan rasa yang begitu menenangkan diri,  setiap ucapan bisa masuk kedalam relung hati yang paling dalam, dia bergetar memasuki segala ruang dan waktu di dalam tubuh kita melalui darah dan hawa yang menyejukan pikiran, jiwa dan hati. Nikmatnya ibadah dengan nafsu mutmainah akan secara otomatis menuntun kita menjadi manusia yang berakhlaqul karimah.