Mohon tunggu...
Guntur Prasetyo
Guntur Prasetyo Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Penulis Amatir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hanya Kita

17 Mei 2019   18:30 Diperbarui: 17 Mei 2019   18:51 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

           "Bisa. Tapi daritadi kita sudah diam lama. Saya bingung ngapain, mandangin hujan aja gak seru."

           "HP."

           "Oh iya. Saya kok lupa." Perempuan itu merogoh sakunya. "Yah lupa bawa. Keburu mau beli nasi tadi. Jadi ketinggalan di rumah."

           Diam...

           "Mbak.." pria itu lantas mengusap wajahnya. Menegakkan kepala kemudian menatap perempuan yang sedari tadi menanti jawaban dengan menatap dirinya. "Bisa gak, enggak lihat saya kaya mau nangkep kucing kabur."

           "Hihihi... masnya sih. Dari tadi diem aja. Tapi muka mas kok serem, ya. Abis digebukin preman?"

           "Jatoh terus ketemu bidadari cerewet."

           "Kok bisa." Percakapan lalu mengalir selaiknya air hujan yang turun dan mengalir menuju sungai.

           "Hapus dulu deh tuh make up karakternya mas? Nih sapu tangan." Tawar perempuan itu pada si pria.

           "Makasih mbak."

           "Kita semacam terasingkan dari dunia, tertutup rimbunnya hujan yang membentang bak kelambu. Berbicara dengan santai. Padahal kita belum pernah saling mengenal."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun