Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis adalah usaha Meng-ada-kan ku

Mencari aku yang senantiasa tidak bisa kutemui

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Integrated Fire Management untuk Ibu Kota Baru Nusantara

28 Agustus 2024   07:40 Diperbarui: 28 Agustus 2024   07:48 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Facebook fire fight &detik.com 

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai Green City dan Forest City memang membawa tantangan tersendiri dalam hal pengelolaan lingkungan. Salah satu ancaman utama yang harus diantisipasi adalah kebakaran hutan. 

Hal ini disoroti oleh Prabowo Subianto, presiden terpilih, yang menegaskan pentingnya mempersiapkan pencegahan kebakaran hutan secara serius di IKN. Kebakaran hutan di Indonesia, terutama di lahan gambut, telah menjadi bencana tahunan yang sulit dikendalikan dan menghasilkan asap yang merugikan kesehatan serta perekonomian. 

Oleh karena itu, pendekatan Integrated Fire Management (IFM) sangat relevan untuk memastikan pencegahan kebakaran yang efektif sepanjang tahun, bukan sekadar respons ketika kebakaran sudah terjadi.

Konsep Integrated Fire Management (IFM)

Integrated Fire Management (IFM) adalah pendekatan holistik yang mencakup seluruh siklus manajemen kebakaran, mulai dari pencegahan, deteksi dini, respons cepat, hingga pemulihan pasca-kebakaran. Fokus utama IFM adalah pada pencegahan, dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kebakaran sejak awal.

Komponen utama IFMmeliputi: 

Pencegahan: Implementasi langkah-langkah preventif untuk meminimalisir risiko terjadinya kebakaran, seperti pengelolaan vegetasi dan pengendalian aktivitas manusia yang berpotensi memicu kebakaran.

Deteksi Dini: Pengembangan sistem pemantauan yang canggih untuk mendeteksi tanda-tanda kebakaran sedini mungkin, sehingga memungkinkan respons cepat.

Respons Cepat: Penanganan segera dengan mengerahkan sumber daya yang efektif dan efisien ketika kebakaran terdeteksi, untuk meminimalisir dampak yang lebih luas.

Pemulihan: Langkah-langkah rehabilitasi dan restorasi ekosistem setelah kebakaran, agar lingkungan dapat pulih dengan cepat dan mengurangi risiko kebakaran di masa depan.

Keunggulan IFM dibandingkan pendekatan konvensional yang lebih fokus pada pemadaman adalah kemampuannya untuk menekan kejadian kebakaran melalui pencegahan dan kesiapsiagaan yang menyeluruh, sehingga biaya dan kerugian akibat kebakaran dapat diminimalisir.

Langkah-langkah Implementasi Integrated Fire Management di IKN

Untuk menerapkan IFM secara efektif di IKN, beberapa langkah krusial perlu dilakukan:

Revisi undang -undang dan regulasi. Revisi Perundang-undangan: Dibutuhkan revisi kebijakan yang mengutamakan pencegahan kebakaran hutan, termasuk peraturan yang mewajibkan integrasi IFM dalam perencanaan tata ruang IKN.

Regulasi Khusus IKN: Pembentukan regulasi yang dirancang khusus untuk IKN guna mengatur dan mengawasi penerapan IFM sesuai dengan karakteristik lingkungan setempat.

Penyediaan Pendanaan yang Berkelanjutan. Alokasi Anggaran: Pemerintah harus mengalokasikan anggaran yang memadai untuk program pencegahan kebakaran hutan yang berlangsung sepanjang tahun.

Pendanaan Riset dan Teknologi: Investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi untuk deteksi dini dan pemadam kebakaran yang ramah lingkungan sangat penting, guna memastikan efektivitas IFM.

Koordinasi dan Pembagian Tanggung Jawab yang Jelas. Penetapan Koordinator Utama: Diperlukan penentuan badan atau lembaga yang bertanggung jawab sebagai koordinator utama dalam implementasi IFM di IKN, memastikan koordinasi yang efektif antar instansi terkait.

Pembentukan Tim Khusus. Pembentukan tim yang bertugas mengkoordinasikan upaya pencegahan, respons, dan pemulihan antar instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Peningkatan Kapasitas dan Sumber Daya Manusia.
Pelatihan Petugas Lapangan. Program pelatihan intensif bagi petugas lapangan mengenai teknik pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan harus menjadi prioritas.

Edukasi Masyarakat. Pengembangan program edukasi bagi masyarakat lokal tentang pentingnya pencegahan kebakaran hutan dan langkah-langkah yang dapat mereka lakukan untuk mendukung IFM.

Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi. Penggunaan Teknologi Satelit,  Drone serta CCTV 24 jam di titik - titik rawan kebakaran hutan yang sudah dideteksi. Implementasi teknologi canggih untuk pemantauan area rawan kebakaran, memungkinkan deteksi dini dan respons yang lebih cepat.

Teknik Pembasahan Lahan Gambut dan menjaga permukaan air gambut sera Reboisasi. Penggunaan teknik-teknik ini sebagai langkah preventif untuk mengurangi risiko kebakaran hutan di lahan gambut yang rentan.

Tantangan dalam Implementasi Integrated Fire Management

Meskipun IFM menawarkan solusi yang komprehensif, implementasinya di IKN menghadapi berbagai tantangan:

Perubahan Paradigma dari Penanggulangan ke Pencegahan. Mengubah fokus kebijakan dan anggaran dari pemadaman ke pencegahan memerlukan upaya besar, baik dari sisi regulasi maupun mindset para pemangku kepentingan.

Koordinasi Antar Lembaga. Salah satu tantangan utama adalah koordinasi yang efektif antar lembaga pemerintah dan swasta, terutama dalam pelaksanaan program IFM yang melibatkan banyak pihak.

Pembiayaan dan Prioritas Anggaran. Masalah dalam mendapatkan pendanaan yang cukup untuk program pencegahan yang berkesinambungan menjadi hambatan yang signifikan, terutama dalam konteks alokasi anggaran pemerintah yang terbatas. Dalam hal ini Blended financing perlu dipertimbangkan untuk diterapkan yang melibatkan pendanaan pemerintah, swasta dan donor.

Keterlibatan Masyarakat. Keterbatasan dalam melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan pencegahan kebakaran seringkali menjadi hambatan dalam implementasi IFM yang efektif.

Untuk memastikan keberhasilan IFM di IKN, beberapa rekomendasi dapat diajukan:

Kebijakan Nasional yang Mendukung. Diperlukan kebijakan nasional yang mengintegrasikan IFM secara holistik dalam pembangunan dan pengelolaan lingkungan, khususnya di IKN.

Partisipasi Semua Pemangku Kepentingan. Pentingnya keterlibatan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat, dalam upaya pencegahan kebakaran hutan.

Pengembangan Teknologi dan Inovasi. Investasi dalam teknologi dan inovasi yang berkelanjutan untuk deteksi dini dan pencegahan kebakaran hutan harus terus ditingkatkan.

Integrated Fire Management adalah pendekatan yang diperlukan untuk memastikan keberlanjutan IKN sebagai Green City dan Forest City. Dengan mengutamakan pencegahan, memperkuat regulasi, menyediakan pendanaan yang memadai, dan meningkatkan koordinasi serta kapasitas sumber daya manusia, Indonesia dapat mengurangi risiko kebakaran hutan dan dampak negatifnya di IKN. Ini harus menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan dan pengelolaan lingkungan ke depan.***MG 

____________

Referensi

Goldammer, J.G. (2013). "Integrated Fire Management: From Global to Local". Springer.

Cochrane, M.A., et al. (2015). "Fire Management in the Tropics: Moving from Fire Suppression towards Fire Prevention". Journal of Forest Ecology and Management, 361, 118-129.

CIFOR. (2021). "Indonesia's Forest Fire Prevention and Management Strategy". Center for International Forestry Research.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. "Implementing Integrated Fire Management in Indonesia". Diakses dari situs web resmi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun