Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi. Penggunaan Teknologi Satelit, Drone serta CCTV 24 jam di titik - titik rawan kebakaran hutan yang sudah dideteksi. Implementasi teknologi canggih untuk pemantauan area rawan kebakaran, memungkinkan deteksi dini dan respons yang lebih cepat.
Teknik Pembasahan Lahan Gambut dan menjaga permukaan air gambut sera Reboisasi. Penggunaan teknik-teknik ini sebagai langkah preventif untuk mengurangi risiko kebakaran hutan di lahan gambut yang rentan.
Tantangan dalam Implementasi Integrated Fire Management
Meskipun IFM menawarkan solusi yang komprehensif, implementasinya di IKN menghadapi berbagai tantangan:
Perubahan Paradigma dari Penanggulangan ke Pencegahan. Mengubah fokus kebijakan dan anggaran dari pemadaman ke pencegahan memerlukan upaya besar, baik dari sisi regulasi maupun mindset para pemangku kepentingan.
Koordinasi Antar Lembaga. Salah satu tantangan utama adalah koordinasi yang efektif antar lembaga pemerintah dan swasta, terutama dalam pelaksanaan program IFM yang melibatkan banyak pihak.
Pembiayaan dan Prioritas Anggaran. Masalah dalam mendapatkan pendanaan yang cukup untuk program pencegahan yang berkesinambungan menjadi hambatan yang signifikan, terutama dalam konteks alokasi anggaran pemerintah yang terbatas. Dalam hal ini Blended financing perlu dipertimbangkan untuk diterapkan yang melibatkan pendanaan pemerintah, swasta dan donor.
Keterlibatan Masyarakat. Keterbatasan dalam melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan pencegahan kebakaran seringkali menjadi hambatan dalam implementasi IFM yang efektif.
Untuk memastikan keberhasilan IFM di IKN, beberapa rekomendasi dapat diajukan:
Kebijakan Nasional yang Mendukung. Diperlukan kebijakan nasional yang mengintegrasikan IFM secara holistik dalam pembangunan dan pengelolaan lingkungan, khususnya di IKN.
Partisipasi Semua Pemangku Kepentingan. Pentingnya keterlibatan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat, dalam upaya pencegahan kebakaran hutan.