Mohon tunggu...
Gunawan Muamar Kadafi
Gunawan Muamar Kadafi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Perlunya Literasi Untuk Warga Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money

Apakah Venezuela Akan Bangkrut? Bagaimana Tanggung Jawab Pemerintah terhadap Rakyatnya yang Menderita?

20 April 2022   21:06 Diperbarui: 20 April 2022   21:15 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Negara Amerika Selatan telah terperangkap dalam spiral ke bawah selama bertahun-tahun dengan meningkatnya ketidakpuasan politik yang semakin didorong oleh hiperinflasi yang meroket.

Lebih dari 5,6 juta orang Venezuela telah meninggalkan Negara itu dalam beberapa tahun terakhir. Lantas apa sebenarnya yang melatarbelakangi krisis yang mengguncang Venezuela?

Ini akan menjadi pertanyaan yang tidak biasa untuk dipertanyakan di sebagian besar Negara, tetapi di Venezuela banyak yang ingin tahu persisnya setelah pemimpin oposisi Juan Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai pejabat presiden pada 23 Januari 2019.

Langkah itu merupakan tantangan langsung terhadap kekuasaan Presiden Maduro, yang telah dilantik untuk masa jabatan enam tahun kedua hanya dua minggu sebelumnya.

Tidak heran, Presiden Maduro tidak menyambut baik langkah saingannya, yang dicap sebagai strategi Amerika Serikat untuk menurunkan tahtanya.

Ia juga mengatakan bahwa dia adalah presiden konstitusional dan akan tetap seperti itu.

Terlepas dari upaya Guaido untuk membuat militer mengalihkan kesetiaan mereka kepadanya, angkatan bersenjata sebagian besar tetap setiap kepada Presiden Maduro, yang partai sosialisnya juga memiliki pegangan kuat pada badan pemilihan dan mahkamah agung.

Mengapa kursi presiden diperdebatkan?

Nicolas Maduro pertama kali terpilih pada April 2013 setelah kematian mentor sosialis dan pendahulunya, Hugo Chavez. Pada saat itu, ia menang dengan 1,6 poin persentase.

Selama masa jabatan pertamanya, ekonomi terjun bebas dan banyak orang Venezuela menyalahkan dia dan pemerintah sosialisnya atas kemerosotan Negara itu.

Maduro terpilih kemabli untuk masa jabatan enam tahun kedua pada Mei 2018 dalam jajak pendapat yang sangat kontroversial, yang diboikot sebagian besar partai oposisi.

Banyak kandidat telah dilarang mencalonkan diri sementara  yang lain dipenjara atau melarikan diri dari Negara itu karena takut dipenjara, dan partai-partai oposisi berpendapat bahwa pemilihan itu tidak bebas dan tidak adil. Terpilihnya kembali Maduro tidak diakui oleh Majelis Nasional yang dikendalikan oposisi, yang menyebut Maduro sebagai "perampas" dan berpendapat bahwa kursi kepresidenan kosong.

Mengutip pasal-pasal dalam konstitusi yang dalam kasus-kasus seperti itu memintah pemimpin Majelis Nasional untuk turun tangan, Juan Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai pejabat presiden.

Lebih dari 50 negara mengakui Guaido sebagai presiden yang sah, di antaranya Amerika Serikat dan banyak Negara di Amerika Latin. Tetapi Rusia dan Tiongkok, tetap mendukung dan mengakui Presiden Maduro.

Tantangan kemanusiaan, kesehatan, dan ekonomi menjadi lebih rumit karena konflik kepemimpinan berkelanjutan yang signifikan antara Nicolas Maduro, yang memenangkan pemilihan umum yang disengketakan pada Mei 2018, dan Juan Guaido, pemimpin Majelis Nasional, yang menyatakan dirinya sebagai presiden pada 23 Januari 2019, menggunakan ketentuan konstitusi. Amerika Serikat dan 50 pemerintah lainnya di seluruh dunia mengakui Guaido sebagai presiden sementara. Pada 4 Januari 2022, Presiden Joe Biden memperpanjang pengakuan pemerintahnya atas Guaido sebagai presiden sementara untuk satu tahun lagi, begitu pula para anggota Majelis Nasional Venezuela.

Profesor ekonomi Central University di Caracas, Luis Oliveros, mengatakan dikuranginya pencentakan uang lantaran belanja pemerintah yang semakin susut. Defisit fiskal terpangkas sekitar 10 persen dari produk domestic bruto pada tahun lalu yang mencapai 30 persen sejak hiperinflasi pada 2017.

Sejak perekonomian Venezuela turun hingga 80 persen pada 2013 hingga 2021, kehadiran mata uang dollar di jalanan telah mengacaukan sektor formal.

"Saya akan membeli dolar anda yang sudah jelek, rusak, dan bernoda" kata Miguel Urrutia, seorang mahasiswa di Venezuela yang bertahan hidup memperjualbelikan mata uang.

"Orang-orang tidak ingin sekolah bahkan berkerja pun mereka tidak mau, karena ini adalah salah satunya cara untuk menghasilkan uang" Ucap Miguel.

Banyak orang-orang yang menolak dolar yang rusak, tetapi berbeda dengan Miguel, justru ia menjadikan itu sebagai lading bisnisnya.

Di berbagai tempat dengan sejumlah pedagang kaki lima lainnya yang menjajakan kabel ponsel hingga makanan China di Caracas.

Kawasan itu memang terkenal sebagai tempat para pedagang kaki lima. Namun beberapa tahun terakhir para penjaja itu mulai membanjiri jalan-jalan yang ada disekitar area itu.

Survei nasional yang dilakukan Universitas Katolik di Venezuela pada 2014-2021, jumlah pekerjaan formal menurun sebesar 4,4 juta. Jumlah itu setara dengan populasi produktif di Negara itu. Sepanjang 2021 saja, sebanyak 1,3 juta pekerjaan formal telah tutup. Selain itu, jumlah pekerjaan formal yang tersisa tidak sampai 40 persenn dari total jumlah pekerja.

Tetapi apabila studi lain dipertimbangkan, misalnya dengan mengukur jumlah pekerja-pekerja informal melalui jumlah orang yang sudah terdaftar  dalam program jaminan sosial, maka jumlah pekerja formal menurun menjadi 20 persen. Angka itu merupakan angka terendah yang ada di Amerika Latin.

Krisis yang terjadi pada sektor formal tidak hanya berdampak pada orang-orang yang mencari nafkah di jalanan.

Banyak orang Venezuela mengandalkan pekerjaan sampingan. Beberapa di antaranya bekerja hingga tujuhh hari dalam satu minggu, bahkan mendedikasikan waktu 12 jam per hari demi penghasilan tambahan.

Venezuela masih menjadi Negara dengan tingkat inflasi tertinggi. Data inflasi yang dikerjakan oleh pemerintah saja tidak bisa dipercaya. Bahkan, pembuat kebijakan oposisi melaporkan penurunan harga yang signifikan pada tahun lalu.

Sementara itu, indeks harga kopi di Caracas, Cafe Con Leche Index menunjukkan menunjukkan peningkatan harga yang merata, terutama sejak pemerintah meredenominasi mata uangnya, turun enam nol dari bolivar sebelumnya.

Untuk itu, bank sentral kini telah meningkatkan intervensinya dan berinovasi dengan menciptakan bolivar digital yang relatif stabil. Namun, sejak Oktober, suplai dolar telah meningkat hingga dua kali lipat atau sekitar US$100 juta per pekan dan menjaga nilai tukar secara artifisial di bawah 5 bolivar per dolar.

Hal ini meningkatkan keraguan apakah pemerintahan masih bisa melanjutkan kebijakannya. Cadangan bank sentral telah merosot hingga US$6 miliar, terendah dalam 30 tahun terakhir.

Analis mengatakan pemerintah kemungkinan menggunakan pendapatan minyak dan sumber hard currency atau mata uang yang memiliki nilai tukar kuat untuk mengintervensi pasar valuta asing.

"Cepat atau lambat kita akan melihat penyesuaian penting dalam nilai tukar, dan itu akan berdampak pada harga," kata Jose Manuel Puente, professor pusat kebijakan public di Intituto Estudios Superiores de Administracion (IESA).

Disini penulis melihat bahwa tidak adanya rasa peduli dari pemerintah Venezuela. Rakyat Venezuela ditelantarkan begitu saja tanpa belas kasihan. Ini menandakan bahwa Venezuela adalah Negara yang tidak bisa mengatur perekonomiannya sendiri. Lantas apa yang dilakukan pemerintah selama ini tidak ada hasilnya. Pemerintah hanya sibuk memikirkan perdebatan tentang kursi jabatan presiden tanpa memikirkan rakyat yang menderita. Apakah benar Venezuela bangkrut?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun