Banyak kandidat telah dilarang mencalonkan diri sementara  yang lain dipenjara atau melarikan diri dari Negara itu karena takut dipenjara, dan partai-partai oposisi berpendapat bahwa pemilihan itu tidak bebas dan tidak adil. Terpilihnya kembali Maduro tidak diakui oleh Majelis Nasional yang dikendalikan oposisi, yang menyebut Maduro sebagai "perampas" dan berpendapat bahwa kursi kepresidenan kosong.
Mengutip pasal-pasal dalam konstitusi yang dalam kasus-kasus seperti itu memintah pemimpin Majelis Nasional untuk turun tangan, Juan Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai pejabat presiden.
Lebih dari 50 negara mengakui Guaido sebagai presiden yang sah, di antaranya Amerika Serikat dan banyak Negara di Amerika Latin. Tetapi Rusia dan Tiongkok, tetap mendukung dan mengakui Presiden Maduro.
Tantangan kemanusiaan, kesehatan, dan ekonomi menjadi lebih rumit karena konflik kepemimpinan berkelanjutan yang signifikan antara Nicolas Maduro, yang memenangkan pemilihan umum yang disengketakan pada Mei 2018, dan Juan Guaido, pemimpin Majelis Nasional, yang menyatakan dirinya sebagai presiden pada 23 Januari 2019, menggunakan ketentuan konstitusi. Amerika Serikat dan 50 pemerintah lainnya di seluruh dunia mengakui Guaido sebagai presiden sementara. Pada 4 Januari 2022, Presiden Joe Biden memperpanjang pengakuan pemerintahnya atas Guaido sebagai presiden sementara untuk satu tahun lagi, begitu pula para anggota Majelis Nasional Venezuela.
Profesor ekonomi Central University di Caracas, Luis Oliveros, mengatakan dikuranginya pencentakan uang lantaran belanja pemerintah yang semakin susut. Defisit fiskal terpangkas sekitar 10 persen dari produk domestic bruto pada tahun lalu yang mencapai 30 persen sejak hiperinflasi pada 2017.
Sejak perekonomian Venezuela turun hingga 80 persen pada 2013 hingga 2021, kehadiran mata uang dollar di jalanan telah mengacaukan sektor formal.
"Saya akan membeli dolar anda yang sudah jelek, rusak, dan bernoda" kata Miguel Urrutia, seorang mahasiswa di Venezuela yang bertahan hidup memperjualbelikan mata uang.
"Orang-orang tidak ingin sekolah bahkan berkerja pun mereka tidak mau, karena ini adalah salah satunya cara untuk menghasilkan uang" Ucap Miguel.
Banyak orang-orang yang menolak dolar yang rusak, tetapi berbeda dengan Miguel, justru ia menjadikan itu sebagai lading bisnisnya.
Di berbagai tempat dengan sejumlah pedagang kaki lima lainnya yang menjajakan kabel ponsel hingga makanan China di Caracas.
Kawasan itu memang terkenal sebagai tempat para pedagang kaki lima. Namun beberapa tahun terakhir para penjaja itu mulai membanjiri jalan-jalan yang ada disekitar area itu.