Mohon tunggu...
Gunawan Muamar Kadafi
Gunawan Muamar Kadafi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Perlunya Literasi Untuk Warga Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money

Apakah Venezuela Akan Bangkrut? Bagaimana Tanggung Jawab Pemerintah terhadap Rakyatnya yang Menderita?

20 April 2022   21:06 Diperbarui: 20 April 2022   21:15 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Survei nasional yang dilakukan Universitas Katolik di Venezuela pada 2014-2021, jumlah pekerjaan formal menurun sebesar 4,4 juta. Jumlah itu setara dengan populasi produktif di Negara itu. Sepanjang 2021 saja, sebanyak 1,3 juta pekerjaan formal telah tutup. Selain itu, jumlah pekerjaan formal yang tersisa tidak sampai 40 persenn dari total jumlah pekerja.

Tetapi apabila studi lain dipertimbangkan, misalnya dengan mengukur jumlah pekerja-pekerja informal melalui jumlah orang yang sudah terdaftar  dalam program jaminan sosial, maka jumlah pekerja formal menurun menjadi 20 persen. Angka itu merupakan angka terendah yang ada di Amerika Latin.

Krisis yang terjadi pada sektor formal tidak hanya berdampak pada orang-orang yang mencari nafkah di jalanan.

Banyak orang Venezuela mengandalkan pekerjaan sampingan. Beberapa di antaranya bekerja hingga tujuhh hari dalam satu minggu, bahkan mendedikasikan waktu 12 jam per hari demi penghasilan tambahan.

Venezuela masih menjadi Negara dengan tingkat inflasi tertinggi. Data inflasi yang dikerjakan oleh pemerintah saja tidak bisa dipercaya. Bahkan, pembuat kebijakan oposisi melaporkan penurunan harga yang signifikan pada tahun lalu.

Sementara itu, indeks harga kopi di Caracas, Cafe Con Leche Index menunjukkan menunjukkan peningkatan harga yang merata, terutama sejak pemerintah meredenominasi mata uangnya, turun enam nol dari bolivar sebelumnya.

Untuk itu, bank sentral kini telah meningkatkan intervensinya dan berinovasi dengan menciptakan bolivar digital yang relatif stabil. Namun, sejak Oktober, suplai dolar telah meningkat hingga dua kali lipat atau sekitar US$100 juta per pekan dan menjaga nilai tukar secara artifisial di bawah 5 bolivar per dolar.

Hal ini meningkatkan keraguan apakah pemerintahan masih bisa melanjutkan kebijakannya. Cadangan bank sentral telah merosot hingga US$6 miliar, terendah dalam 30 tahun terakhir.

Analis mengatakan pemerintah kemungkinan menggunakan pendapatan minyak dan sumber hard currency atau mata uang yang memiliki nilai tukar kuat untuk mengintervensi pasar valuta asing.

"Cepat atau lambat kita akan melihat penyesuaian penting dalam nilai tukar, dan itu akan berdampak pada harga," kata Jose Manuel Puente, professor pusat kebijakan public di Intituto Estudios Superiores de Administracion (IESA).

Disini penulis melihat bahwa tidak adanya rasa peduli dari pemerintah Venezuela. Rakyat Venezuela ditelantarkan begitu saja tanpa belas kasihan. Ini menandakan bahwa Venezuela adalah Negara yang tidak bisa mengatur perekonomiannya sendiri. Lantas apa yang dilakukan pemerintah selama ini tidak ada hasilnya. Pemerintah hanya sibuk memikirkan perdebatan tentang kursi jabatan presiden tanpa memikirkan rakyat yang menderita. Apakah benar Venezuela bangkrut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun