Lucas tak menggubris. Dia malah keluar lagi, kali ini mengetuk pintu kamar Elia.
"Elia, bangun! Aku punya kejutan!" bisiknya.
Elia membuka pintu dengan mata setengah terpejam. "Lucas? Ada ap---" Kata-katanya terhenti melihat makanan di tangan Lucas.
"Ayo ke kamarku. Kita pesta!" ajak Lucas bersemangat.
Meski ragu, Elia mengikuti Lucas. Di kamar, Tam masih duduk dengan wajah cemas.
"Ayolah, teman-teman. Jangan pasang wajah seperti itu. Lihat, ada roti dan selai kesukaan kalian!" bujuk Lucas.
Perlahan, aroma makanan mulai menggoda Tam dan Elia. Perut mereka pun ikut berbunyi, mengingatkan bahwa mereka juga lapar.
"Baiklah, tapi hanya sedikit," ujar Tam akhirnya menyerah.
Mereka mulai menikmati makanan itu. Roti dengan selai strawberry, keju yang gurih, dan buah-buahan segar. Tawa pelan dan obrolan berbisik mengiringi pesta kecil mereka.
"Ini enak sekali," komentar Elia dengan mulut penuh roti.
"Benar, kan? Kadang kita perlu sedikit petualangan," balas Lucas sambil mengunyah apel.