Mohon tunggu...
Asep Gunawan
Asep Gunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Baru-baru ini suka membaca dan mengerjakan soal matematika dasar (setelah menonton COC Ruang Guru). Suka traveling dan menguasai Bahasa Inggris dan Turki.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Tam dan Anak-anak Panti - Part 2

8 September 2024   14:14 Diperbarui: 8 September 2024   14:25 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Alih-alih sosok wanita yang selalu hadir di dalam mimpinya. Justru yang keluar dari mobil tersebut adalah sosok pria tua bertopi dan berkacamata bulat yang bertengger di hidungnya.

"Selamat sore, Pak Salvador!" sapa suster Angela kepada sosok yang berdiri tepat di hadapannya.

"Sore!" jawabannya sambil terus berjalan menuju pintu utama panti, tanpa memperdulikan kedua sosok yang berdiri menyambutnya.

Salvador Silistri atau yang biasa dipanggil Pak Salvador, adalah pria tua berusia 70 tahun yang menjabat sebagai ketua yayasan di panti asuhan Bunda Mulia. Ciri khasnya adalah topi hitam, kecamata bulat, serta kumis tebal yang melintang di atas bibir, menambah kesan klasik dan elegan. Tidak lupa juga tatapan tajamnya yang mampu menembus hati dan pikiran, mencerminkan pengalaman hidup yang kaya dan ketegasan dalam setiap keputusan yang diambil. Wajahnya mungkin dihiasi dengan kerutan-kerutan halus yang menandakan perjalanan panjang hidupnya, namun tetap memancarkan aura kekuatan dan kebijaksanaan. Membuat siapa pun yang berbicara dengannya merasa terintimidasi dan terkesan. Kombinasi dari penampilannya ini menciptakan aura yang tidak mudah dilupakan.

"Elia, sayang," Suster Angela berlutut di hadapan gadis kecil itu, berusaha menemukan kata-kata yang tepat. "Kau tahu kan, terkadang ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai dengan harapan kita?"

Elia mengernyitkan dahinya, tidak mengerti. "Maksud Suster apa?"

"Maksud Suster... mungkin ibumu memang ingin kembali, tapi ada hal-hal yang membuatnya tidak bisa melakukannya. Setidaknya untuk saat ini."

Untuk sesaat, kilau di mata biru Elia meredup. Namun secepat kilat, senyumnya kembali mengembang. "Tidak apa-apa, Suster. Aku akan terus menunggu. Ibu pasti punya alasan kenapa dia belum bisa kembali. Mungkin nenek sakit, jadi ibu harus merawatnya dulu. Atau mungkin mobilnya rusak di jalan. Tapi aku yakin, suatu hari nanti, ibu pasti akan datang."

Suster Angela hanya bisa terdiam, tak mampu menemukan kata-kata untuk menanggapi keyakinan Elia. Ia hanya bisa memeluk gadis kecil itu erat-erat, berharap pelukannya bisa menyampaikan kasih sayang yang mungkin tak bisa ia dapatkan dari sang ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun