Ada juga yang lazim dilakukan anak-anak remaja belasan tahun, pacaran. Mereka saling naksir sesama mereka. Entah teman sekolahnya, teman sedesa atau sekampungnya, atau entah teman apalagi. Walau ada juga yang santai nge-jomblo atau gak mau pacaran karena punya pacar dianggap ribet.
Nah, kita kembali ke orang-orang yang hidupnya nampak kokoh mapan dan nyaman tapi kena perkara pelanggaran hukum ini. Saya memperkirakan ada di antara mereka yang masa kecilnya baik-baik bagus lurus saja. Mereka selalu terkondisikan menjadi anak manis dikelilingi norma-norma mulia yang senantiasa memagarinya. Sehingga naluri kenakalan mereka terpendam dan tak pernah muncul ke permukaan untuk dikoreksi lebih dini.
Saat remaja pun mereka adalah anak-anak muda yang tumbuh sebagai "teladan" bagi orangtua, guru-guru, atau bahkan sampai-sampai menjadi standard "menantu idaman mertua".
Seiring berlalunya waktu, perjalanan kehidupan, dan tantangan, maka anak-anak baik dan manis itu ketika di usia dewasa mereka dalam arti yang seharusnya, malah baru memunculkan kenakalan-kenakalan mereka yang terpendam itu.
Ada yang kenakalan mencurinya timbul saat dia telah sukses punya kuasa dan kedudukan. Yang dia maling tentu bernilai besar, bahkan luar biasa besar. Yang dirugikan bukan satu-dua orang lagi, tapi rakyat senegara. Yang perbuatannya tak bisa lagi disebut sebagai juvenile delinquency atau sekedar kenakalan remaja.
Ada yang kenakalan tampil ugal-ugalan ala anak alay-nya  menunggu sampai muncul di usia empatpuluhan sampai limapuluhan untuk ngebut atau berkonvoi di jalanan dengan mengendarai kendaraan mahal berjamaah yang terkadang harus merugikan banyak pemakai jalan lainnya.
Atau ada pula dulu yang semasa remaja lugu, yang takut cewek waktu bersekolah di bangku SMA, sekarang ketika  menjadi orang sukses malah jadi berani dan jago main perempuan, atau punya "istri" simpanan. Sudah pasti istri di luar yang tercatat di dokumen kartu keluarga resminya.
Untuk orang-orang seperti ini, saya tidak punya istilah ilmiah yang tepat. Karena saya bukan ahli di bidang apapun yang bisa tepat untuk menyebut atau menamakannya. Saya hanya bisa melabeli mereka sebagai Orang Yang Nakalnya Telat.
Jika anda, pembaca, adalah orang yang ahli dan berkompeten dalam urusan gejala yang dialami orang-orang ini, saya bertanya : Apakah sebutan yang tepat untuk orang-orang ini menurut anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H