Visi diplomasi bagi setiap Negara yaitu untuk perlindungan dan independensi politik serta kesatuan kewilayahannya. Hal ini bisa diperoleh melalui :
- Menguatkan hubungan dengan Negara sahabat atau Negara lain
- Menjaga hubungan dengan Negara yang memiliki tujuan yang sama
- Melakukan segala hal dengan negosiasi
Jadi, itulah menurut Kautilya baik itu definisi maupun tata cara menjalin diplomasi dengan Negara lain. (Setiawan, 2016)
Selanjutnya yaitu apa sebenarnya Cyber Diplomacy. Setelah tadi membaca mengenai definisi-definisi dari kedua kata tersebut yaitu “Cyber” dan Diplomasi. Kalau diartikan perkata yaitu siber yang berarti sesuatu hal yang menyangkut mengenai sistem komunikasi dan informasi, dan diplomasi yaitu seni atau praktek suatu Negara untuk mencapai kepentingannya. Tetapi definisi yang sebenarnya yaitu Cyber Diplomacy ini adalah praktik internasional yang berupaya membentuk masyarakat Cyber internasional dengan menghubungkan kebutuhan nasional dari setiap Negara dan gelora masyarakat dunia. Maka dari itu, tujuan dari siber diplomasi ini untuk memenuhi fungsi tradisional dari diplomasi itu sendiri. Seperti menjaga perdamaian serta membangun rasa saling percaya di antara pemerintah antar Negara. Melalui diplomasi siber, pertentangan kepentingan Negara dapat dihindari sehingga terwujud ruang siber yang damai dan tentram. (Iskandar Hamonangan, Zainab Assegaff, 2020)
Ruang Siber
Didalam memahami makna dari Cyber Diplomacy kita harus memahami juga apa itu ruang siber. Karena ruang siber merupakan tempat terjadinya diplomasi siber. Menurut Buck didalam bukunya, ruang siber memiliki karakteristik yang membatasi keterlibatan diplomatic di antara pemangku kepentingan atau dengan kata lain ruang siber merupakan domain global yang menghubungkan Negara-negara dan masyarakat diseluruh dunia dalam berbagai cara, sehingga dapat terjadi interaksi diantara Negara atau masyarakat. Ruang siber membutuhkan serangkaian regulasi dan peraturan guna memastikan akses semua pengguna dan menghindari konflik. Hal ini dapat dihindari dengan negosiasi diplomatik. Karakteristik dari ruang siber ini menjadikan hubungan siber internasional menjadi kompleks dan rapuh, tetapi di sisi lain ini menjadikan diplomasi menjadi diperlukan apalgi dalam mekanisme pembangunan dan norma internasional. (Iskandar Hamonangan, Zainab Assegaff, 2020)
Penggunaan Diplomasi Siber
Penggunaan Cyber Diplomacy dilihat dari beberapa perspektif, yaitu diplomat, aktor non-negara dan Negara. Menurut Sotiriu, perspektif praktisi seperti diplomat, penggunaan diplomasi siber dapat meningkatkan audiensi dari pesan-pesan, menghubungkan langsung dengan masyarakat tanpa melalui media yang dikendalikan oleh pemerintah Negara yang berpotensi ada perubahan dari pesan tersebut. Dibandingkan dengan sarana komunikasi yang konvensional, media sosial memiliki tiga keuntungan dalam diplomasi public yaitu (1) memberikan instrument yang efektif dalam menyampaikan informasi (2) pesan yang dimaksudkan dapat terjangkau lebih jauh ke target audiensi (3) memungkinkan diplomasi dua arah antar diplomat dan publik. (Iskandar Hamonangan, Zainab Assegaff, 2020).
Dari persepektif Negara, diplomasi siber ini dapat menjadi sarana komunikasi yang menciptakan perdamaian dari berbagai Negara. Contoh nya yaitu seperti Israel yang membuka sebuah kedutaan virtual bagi Negara yang berasal dari Teluk Persia.
Cyber Diplomacy digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi. Seperti dilakukan oleh UE yang mempromosikan budaya dari Eropa kepada warga-warga yang ada di China guna meningkatkan visibilitas Eropa di warga China yang bbelum memiliki pemahaman yang jelas tentang kawasan Eropa.
Saat ini upaya pembentukan citra dari sebuah Negara di dunia juga dilakukan melali diplomasi siber. Pemerintah dan pejabat dari Negara-negara menggunakan situs media sosial seperti Twitter dan Facebook sebagai dari praktik mereka sehari-hari. Saluran yang dioperasikan oleh Kementrian Luar Negeri ini menarik khalayak yang sangat luas dan sangat beragam. Mulai dari masyarakat biasai, wartawan, pembuat kebijakan, hingga Kementrian Luar Negeri lainnya. Dengan ini, akun media sosial yang resmi dari pemerintah suatu Negara dapat menyampaikan informasi dan sebagai alat untuk membentuk citra Negara ke seluruh dunia. selain itu, Cyber Diplomacy juga bisa digunakan oleh aktor non-negara untuk mempromosi kan produknya atau pun mengkampanyekan suatu perdamaian atau perlawanan dari musuh seperti halnya perlawanan terhadap teroris. Hal ini bisa kita lihat berdasarkan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Para aktivis biasanya melakukan kampanye melalui media sosial dan juga dari aplikasi virtual seperti Skype dan saat ini ada aplikasi seperti Zoom dan Google Meet yang bisa membantu para aktivis untuk menyuarakann suaranya dan membahas mengenai permasalahan tersebut tanpa memandang dari Negara mana orang tersebut berasal karena tidak ada batas bagi wilayah suatu Negara apabila membicarakan mengenai siber ini. contohnya saja kampanya dari Facebook yang memiliki nama akun Israel Loves Iran, yang berupaya untuk menyatukan masyarakat Israel dan Iran serta memberitahu dunia bahwa kedua Negara tersebut telah melakukan perdamaian. Dengan adanya kampanye tersebut, gerakan dari media sosial ini telah mencapai 120 ribu orang berasal dari seluruh dunia mengikuti laman Facebook ini.
Ancaman di Ruang Siber