Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kemiskinan dan Salah Urusnya Pertanian di NTT

6 November 2020   17:05 Diperbarui: 10 November 2020   23:51 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panen Padi sawah yang di lakukan oleh Poktan Kwinda Tanggal 26 Maret 2020 lalu yang berlokasi di Salama, Kecamatan Reok Kabupaten Manggarai (Kupang.tribunnews.com)

Dari sajian data NTP petani NTT di atas pula, dapat disimpulkan juga bahwa, harga komoditas hasil produksi maupun konsumsi mengalami penurunan. 

Tentunya hal ini menimbulkan tanda tanya besar. Rasanya ada mata rantai pembangunan dalam upaya pengentasan kemiskinan di NTT yang terlewatkan khususnya di bidang pertanian.

Dari permasalahan yang ada tersebut, hemat saya, terdapat 3 (tiga) permasalah yang mempersulit upaya pengentasan kemiskinan melalui pendekatan pertanian di NTT.

Pertama, program yang dijalankan lebih dominan bersifat politis dibandingkan aspek strategis dan ekonomis. 

Pada kenyataannya banyak program-program yang telah dirancang oleh pemerintah provinsi dan daerah telah menguntungkan pihak-pihak tertentu.

Penentuan lokasi dan penerimaan manfaat program lebih ditentukan oleh kedekatan kelompok-kelompok tertentu baik sesama elit birokrasi maupun legislatif.

Kondisi ini tentunya sangat sulit untuk menilai efektifitas program yang dilakukan dari aspek strategis dan ekonominya. Dan tentunya mengakibatkan kecemburuan sosial antar kelompok petani dan menurunnya tingkat kepercayaan kepada pemerintah.

Kedua, penilaian keberhasilan program pembangunan lebih ditekankan terhadap penyerapan anggaran.

Keberhasilan pembangunan tidak hanya dinilai dari tinggi rendahnya penyerapan anggaran akhir tahun. Melainkan seberapa besar dampak pembangunan yang dilakukan terhadap pertumbuhan ekonomi di masyarakat yang menjadi poin penting.

Ketiga, adanya ego sektoral. 

Pembangunan di sektor pertanian selama ini masih belum menunjukan adanya sinergisitas antar seluruh stakeholder. Sinergi antar bidang pembangunan sangat diperlukan demi kelancaraan pelaksanaan dan tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun