Benar kata Opa Nietzsche (filsuf Prusia), wanita memiliki pesona yang sulit kita tangkap. Meskipun kita berusaha keras sampai menelanjanginya. Wanita misterius adanya.
Lebih lanjut, Kami awali masa-masa pacaran itu menjelang semester akhir di bangku kuliah. Secara kebetulan kami juga seangkatan, cuma beda jurusan dan kampus.
Loreta sangat baik lagi perhatian. Manjanya juga gak ketulungan. Pundakku kerap menjadi sandarannya. Hobby-nya traveling, ya sesuai dengan jurusannya pendidikan sejarah. Meloncat dari satu candi ke candi yang lain.
Berkat hobby-nya itu, saya jadinya ikut termobilosasi mengikuti hasrat ke mana hatinya ingin pergi. Singkatnya terjadi kapitalisasi virus; cinta dan jalan-jalan.
Sejujurnya memang saya bukanlah tipe laki-laki yang romantis. Lidah saya pun kurang lincah untuk melahirkan kata-kata indah. Adakalanya, saya terpaksa membengkokkan sedikit mulut agar suara mengalin sendu (sok imut). Kendati pun Loreta tak banyak menuntut harus ini dan itu kepadaku.
Segmentasi saya di tahun kedua bersamanya ialah, memantapkan pilihan untuk memperistrikannya kelak. Berita baik itu pula saya beberkan dengan kedua orang tua saya dikampung.
Karena bila meyelisik ke belakang, pada setahun yang sudah-sudah, dia adalah pasangan yang cocok dan saya anggap ekual (gue banget).
Tapi apa mau dikata, seusai kami berdua diwisuda dan tamat barengan, hubungan itu mendadak renggang begitu saja. Persisnya setelah kami sudah pulang dan menetap di kampung.
Terjadi miskomunikasi. Ditambah lagi faktor jaringan (sinyal) di desa yang 'asma' kian memperlebar jurang pemisah antar kami berdua. Blass, saban hari dirinya menjadi asing saja.
Dua bulan setelah itu, mengendus kabar bahwa dia telah dijodohkan dengan pria lain oleh orang tuanya. Tak tanggung-tanggung, acara pernikahannya pula akan diselenggarakaan dua minggu setelah itu.
Sontak kepala saya jadi penpeng mendengar kabar itu. Saya lebih memilih diam dan mengasingkan diri dari jejaring media sosial. Orangtua saya yang sedari awal mengetahui hubungan kami berdua, sedini coba menguatkan saya penuh cinta.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!