Membaca pemberitahuan dari Bukalapak hati saya datar saja. Dari awal sudah memantapkan hati seandainya kegagalan transaksi  terjadi. Harga yang sangat miring sementara barang seperti baru - karena tidak dinyatakan bekas - sudah menimbulkan tanda tanya. Namun karena penasaran, iseng-iseng berhadiah. Toh bukankah kalau gagal ada mekanisme pengamanan dari Bukalapak. Itulah yang mendasari kenapa saya bersikap datar saja, meskipun belum yakin 100% apakah sistem di Bukalapak benar-benar aman.
Satu pertanyaan terjawab sudah. Transaksi tidak berhasil. Demikian pemberitahuan dari Bukalapak. Artinya, barang yang sangat murah, ternyata bohong.
Tapi, siang hari saya mendapat telepon dari nomor yang tidak dikenal. Biasanya saya tidak angkat, namun mengingat-ingat tentang transaksi yang gagal di Bukalapak, saya berpikir mungkin ada hubungannya. Saya angkat telepon masuk itu.
Diseberang sana terdengar suara laki-laki dewasa beraksen Sumatera bagian utara. Datar namun terdengar kaku.
"Selamat siang, apa benar ini Bapak Al xxxxx, yang beralamat di xxxxx "
"Ya benar".
"Saya dari bea cukai Bandara Husein Sastranegara. Apa benar Bapak membeli tv LED Toshiba 40" di salah satu media online?
"Ada apa rupanya?"
"Begini Pak, di Bandara Hang Nadim, Batam, barang tersebut ditahan karena dicurigai ilegal, betul itu barang Bapak?"
Saya mulai meninggikan suara..ini pasti dari penjual yang menipu di Bukalapak, pikir saya yakin.
"Sebentar, tadi dibilang Bandara Husein Sastranegara, sekarang di bilang Hang Nadim, yang benar yang mana nih", suara saya mulai meninggi sambil juga meniru aksen sumatera. Emang dia doang yang bisa bersuara keras. Orang saya asli sumatera hehe..