Mohon tunggu...
Gubuk Literasi SMAIS
Gubuk Literasi SMAIS Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Literasi SMA Islam Sabilillah Malang

Kumpulan siswa-siswi melek baca-tulis di SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School Sistem Pesantren. Berdiri sejak 1 Agustus 2018 dan telah meretaskan 80 buku solo maupun antologi ber-ISBN.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Laju Teknologi Menggeser Komunikasi antara Ibu dan Anak

7 Mei 2024   07:29 Diperbarui: 7 Mei 2024   07:58 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan demikian dapat dilihat pengaruh atas penggunaan gadget tersebut terhadap interaksi sosial pada ibu sebagai perwakilan orang tua dan anak. Komunikasi yang berkualitas tidak terbangun. Untuk pertanyaan pertama, pertanyaan sama di anak diperoleh 76%, sedangkan di pihak ibu memperoleh 86%, yang berarti selisih 10% adalah bahwa pengakuan data dari pihak para ibu jauh lebih tinggi dibanding anak. Penulis menilai dugaan keluhan dari persepsi orang tua lebih tinggi dan merasa terganggu akan hal tersebut. Gadget yang seharusnya menjadi sarana pemudah komunikasi, malah menjadi pengganggu dan memberikan dampak negatif pada anak. Banyak orang tua yang setuju bahwa dampak negatif gadget menghasilkan komunikasi anak dengan orang tua yang kurang baik seperti intensitas komunikasi anak dengan orang tua semakin kurang.

Pada pertanyaan kedua, pertanyaan sama di anak diperoleh hasil 68%, sedangkan di pihak ibu memperoleh hasil 68%, yang berarti menunjukan kesamaan data dari pihak ibu maupun anak. Sehingga penulis menilai dugaan bahwa pesan komunikasi pada gadget pada anak bisa tersampaikan dengan baik pada sang ibu. Dengan ini membuktikan bahwa gadget sebagai sarana komunikasi bisa memberikan dampak positif kelancaran komunikasi dan konfirmasi pada interaksi anak dan orang tua, jika penggunaan dilakukan dengan benar tanpa berlebihan.
            Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi yang seharusnya mempermudah komunikasi tidak serta merta membuat komunikasi menjadi lancar, fakta dapat dibuktikan dengan data hasil survey. Banyaknya keluhan dari orang tua dengan penggunaan gadget yang mengganggu komunikasi pada presentase menghasilkan 86% jawaban setuju. Pengaruh luasnya informasi pada internet mempengaruhi perilaku, karakter, dan emosi psikologi sang anak yang membuatnya merasa malas dan memiliki rasa kepedulian yang rendah terhadap pesan dari orang tua ditunjukan pada presentase 76% pada survey.

Pada umumnya komunikasi anak remaja dengan orang tua berjalan dengan baik karena kejadian-kejadian atau hal-hal baru yang remaja temukan membutuhkan banyak saran dan arahan dari orang tua terhadap langkah yang akan dilanjutkan di masa yang akan datang. Namun setelah anak mulai menggunakan gadget dan penggunaan gadget anak tanpa batasan waktu dan kurangnya pengawasan orang tua maka komunikasi anak dengan orang tua jadi berkurang dikarenakan anak terlalu asik dengan gadgetnya dan disaat orang tua berbicara anak kurang memperhatikan dan tetap sibuk dengan gadget.

Pergeseran komunikasi akibat perkembangan teknologi membuat gesekan kecil yang memberikan pengaruh besar pada hubungan anak dan orang tua. Komunikasi antara anak dengan orang tua sangat dikenai pengaruh oleh teknologi. Dengan kurangnya bimbingan dan dorongan orang tua kepada anak membuat dampak negatif memiliki peluang yang lebih besar untuk mempengaruhi anak. Dampak penggunaan gadget membuat kemampuan psikomotorik anak berkurang. Kemampuan psikomotorik ini erat kaitannya dengan kemampuan anak dalam menggerakkan dan menggunakan otot tubuhnya, kinerja, imajinasi, kreativitas, dan karya-karya intelektual seperti berolahraga. Namun pengaruh gadget membuat anak kehilangan minat dalam melakukan aktivitas seperti olahraga hingga lebih memilih menelusuri hal apa saja yang terjadi pada internet. Dampak yang dirasakan dari fenomena ini dapat ditinjau dari meningkatnya kasus pornografi, LGBT, perundngan (bullying) dan lainnya, yang mengakibatkan kerusakan moral dan mental generasi muda.

Tidak hanya itu, kesulitan berkomunikasi pada anak bisa kita temukan pada kehidupan sehari-hari. Anak-anak seharusnya suka bermain diluar rumah bersama dengan temannya yang secara tidak langsung melatih kemampuan anak dalam berkomunikasi dan juga bersosialisasi. Dikarenakan penggunaan gadget tanpa batas pada anak membentuk rasa malas dan menghilangkan waktu untuk bersosialisasi pada sekitarnya. Hal ini membentuk pola pemikiran "hal jauh menjadi dekat, hal dekat menjadi jauh" dan miskomunikasi akan terjadi karena dasarnya anak akan selalu bercerita mengenai lingkungannya pada orang tua yang berakhir memendam dan memilih untuk mengekspresikannya pada gadget.

Diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan agar tetap menggunakan internet lewat gadgetnya dengan cerdas. Untuk membimbing anak tentu saja harus ada komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua. Komunikasi yang dimaksudkan adalah gambaran komunikasi orang tua dengan anak setelah dan sebelum anak menggunakan gadget. Orang tua dapat membuat kesepakatan pembatasan gadget mengenai kapan dan berapa lama penggunaan gadget dilakukan dengan berdiskusi bersama anak-anak mereka. Pengawasan dan bimbingan juga perlu dilakukan tanpa merusak privasi sang anak. Upayakan untuk mengoptimalkan komunikasi manual dengan anak, untuk membangun kultur komunikasi yang baik di keluarga.

Proses perubahan pada anak-anak biasanya tidak disadari orang tua, namun sangat dirasakan oleh anak-anak. Pada waktu orang tua menyadari kekurangan tersebut, keadaan sudah terlanjur parah untuk diselamatkan. Oleh karenanya pengembangan dan didikan akhlak perlu diterapkan pada anak guna menumbuhkan kesadaran pada anak sehingga bisa menyaring informasi yang baik untuk dirinya dalam penggunaan gadget. Kerjasama kedua pihak perlu dilakukan dalam mewujudkan penggunaan gadget yang baik dan bijaksana.

Daftar pustaka

  • Hidayati, F, dkk. 2020. Mengenali dan Mengembangkan Potensi Remaja. Malang: UIN Maliki Press.
  • Inda Lestari, Agus Wahyudi Riana, Budi M. Taftazani : PENGARUH GADGET PADA INTERAKSI SOSIAL DALAM KELUARGA.

https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/13280

Universitas Tanjungpura Pontianak.
https://media.neliti.com/media/publications/190445-ID-interaksi-orang-tua-dengan-anak-dalam-me.pdf

Kementrian komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 2014. Riset Kominfo dan UNICEF Mengenai Perilaku Anak dan Remaja Dalam Menggunakan Internet. Digital Citizenship Safety among Children and Adolescents in Indonesia. Jakarta 18 Februari 2014.
https://www.kominfo.go.id/content/detail/3834/siaran-pers-no-17pihkominfo22014-tentang-riset-kominfo-dan-unicef-mengenai-perilaku-anak-dan-remaja-dalam-menggunakan-internet/0/siaran_pers

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun