Maka gelap matalah Ahok melanggar UU, menyetor RAPBD yang tidak ditanda-tangani DPRD. Proyek Tanggul dan LRT dikembalikan, lalu ditambahkannya lagi SILUMAN baru sehingga mencapai Rp 4 triliun.
Ingat, siluman 12 triliun yang katanya inisiatif DPRD, realisasinya tergantung mood Ahok. Dia punya kuasa, dan SKPD semua merupakan anak buahnya. Kerugian RIIL Rp 12 triliun belum tentu terjadi.
Tapi siluman Rp 4 triliun yang diselipkan Ahok, dia punya kuasa merealisasikan. Kalau Ahok sampai nekad menyelipkan begini, nekad melanggar UU, pasti akan direalisasikan. Proyek LRT dan Tanggul adalah PROYEK RAKSASA, yang biayanya bukan hanya sejumlah yang terlihat di RAPBD 2015. Sekali groundbreaking maka akan terjerat, APBD DKI bahkan APBN Indonesia akan TERSANDERA mungkin ratusan triliun bertahun-tahun ke depan. Ahok (dan Jokowi) memeras rakyat DKI dengan berbagai pajak dan beban baru supaya APBD terdongkrak dari Rp 40an triliun di tangan Foke, menjadi Rp 70an triliun sekarang ini, ternyata untuk BANCAKAN rame2 : SKPD dengan DPRD, dan Ahok dengan teman-teman pengembangnya. Apa tidak edan ?
TEMAN-AHOK yang membela Ahok mati-matian mungkin bermimpi indah PAHLAWAN ANTI KORUPSI, sampai tidak keberatan cara-cara PREMAN Ahok, dengan asumsi tujuannya baik demi rakyat. Ngga tahunya Ahok bergaya preman bukan demi rakyat, tapi demi teman-teman cukongnya. Mimpi indah juga tetap harus bangun menghadapi realitas yang kejam.
DPRD dan Ahok sama-sama silumannya. Tapi yang satu siluman ompong, sementara yang satu lagi adalah siluman yang berkuasa atas anggaran dan leluasa berbohong dan bersikap preman dengan dukungan dari para TEMAN-AHOK.
Jakarta, 11 Maret 2015
GTS69
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H