Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Sedih si Abu

30 Desember 2023   05:55 Diperbarui: 30 Desember 2023   05:58 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia pernah membawa tiga ekor anaknya ke rumah emakku. Sama halnya dengan Pika, anak-anaknya tidak mau di dekati emak, sepertinya mereka pernah dikasari sehingga takut didekati orang.

Lalu ada juga anak kucing jelek dan kunyin seperti diriku saat pertama kali datang kesini. Namun, seperti anak-anak Pika dia tidak bisa didekati akhirnya tidak pernah muncul lagi.

Anak-anak Pika lucu sehingga mencuri perhatian emakku. Di antara ketiganya ada satu yang mau dimanja-manja, bulunya kuning keemasan, dia diberi nama si Emas dan sekarang dia menjadi anak emas emakku sehingga aku kurang mendapat perhatian lagi.

Oh nasib ... hanya sebentar kunikmati kasih sayang berlebih dari emakku.

Hal itu menimbulkan perasaan iri dan tidak nyaman buatku, maka secara sembunyi-sembunyi aku sering menyerang si Emas.

Namun dari kesemuanya, aku paling tidak suka dengan kehadiran si Oyen Garong, dia merusak kedamaian kami. Aku seballlll

Kurasa yang lainnya juga tidak menyukai kondisi saat ini. Semua diserangnya, sampai-sampai tidak ada yang berani datang untuk makan hari ini.

Kata emak kehidupan di luar begitu keras, jadi siapa saja yang lapar boleh datang, makan, dan minum sepuasnya disini. Di rumah emak. Asal tidak saling serang, tidak berkelahi, malahan harus berbagi perhatian satu dengan yang lainnya.

Dulu aku sering berantam dengan Rungi dan emak selalu memarahi kami berdua. Ia lalu mengajari kami untuk saling akur, kami tidak diberi makan selagi berantem. Hingga akhirnya, kami bisa bersahabat.

Aku berharap mudah-mudahan si Oyen Garong tidak berlama-lama menjajah kami. Tapi apa yang terjadi, tiba-tiba Oyen Garong menindih tubuhku dan tengkukku digigitnya penuh nafsu dan itu tidak cukup sekali.

Aku takut dimarahi emak karena aku tidak boleh hamil, masih kecil dan belum waktunya untuk disteril. Namun, aku benar-benar tak berdaya. Aku menjadi takut sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun