Namun tidak seperti biasanya, begitu kukeluarkan, dia masuk, dan masuk lagi, itu terjadi dua kali.
Sayangnya aku tidak dapat membaca isyaratnya, karena itulah saat terakhir aku melihatnya. Seandainya saja aku tidak memaksanya untuk keluar dan membiarkannya bermalam dihalaman rumahku, mungkin saja dia masih hidup. Â
Seperti halnya Titi aku tidak tahu kemana perginya dan apa yang terjadi dengannya?
Di antara ketiganya aku paling merasa kehilangan akan kepergian Putput. Mungkin karena terselip rasa bersalah, pernah mengabaikannya selama berbulan-bulan, padahal dia mahkluk yang manis dan penuh cinta. Â Â
Akhirnya aku menyerahkannya kepada karma mereka masing-masing, semoga mereka semua dapat terlahir dialam yang lebih baik daripada kelahiran mereka sekarang.
Semoga semua mahkluk hidup berbahagia.
**
Jakarta, 9 Juli 2023
Penulis: Sumana Devi, Kompasianer Mettasik
Hidup Harus Penuh Sati, Setiap Saat Diamati
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H