Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perumpamaan Anak Panah dalam Buddhisme

19 April 2023   05:55 Diperbarui: 19 April 2023   05:51 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah pribadi

Untuk itulah pentingnya memahami lima gugusan pembentuk manusia yang tunduk pada penderitaan.

Perubahan dan perasaan sakit pada jasmani, perasaan, persepsi, bentuk-bentuk kehendak, dan kesadaran, semuanya tidak harus menetap di batin. Bersebab kelima gugusan bukan saya, bukan milik saya, dan tanpa diri.

Semua manusia, bahkan semua makhluk pasti terpanah sekali. Dan anak panah kedua akan menyusul jika kita membiarkannya mengenai kita, dalam arti membiarkan perasaan batin ikut menderita.

Bagaimana? Apakah kita ingin merasakan anak panah kedua setelah terpanah anak panah pertama?

Yuk, jangan sampai terpanah dua kali yang bisa membawa pada kelahiran kembali. Di mana kelahiran akan menimbulkan segala macam penderitaan.

Lantas, mengapa tidak jadikan anak panah pertama sebagai untuk memunculkan pengetahuan atas Empat Kebenaran Mulia sebelum terpanah kedua kalinya?

**

California, 19 April 2023
Penulis: Willi Andy, Kompasianer Mettasik.

Hidup dengan Penuh Cinta dan Kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun