Keluarga menjadi salah satu penyebab faktor terhambatnya pelatihan sila apabila dalam menjalani kehidupan berkeluarga tidak didasari pengertian benar, keluarga memberikan pendidikan yang paling utama untuk membentuk karakter, pola berpikir dan tindakan.
Dalam kehidupan berkeluarga kondisi permasalahan banyak terjadi seperti masalah pertengkaran orang tua, anak, dan saudara yang disebabkan berbagai permasalah. Kondisi inilah yang menjadi penghambat pelatihan sila karena ketika terjadi pertengkaran akan timbul pelanggaran pada sila, seperti berkata kasar, berbohong, timbul pemikiran kebencial, dan akan timbul pelampiasan dengan melalukan minum-minuman keras atau pelanggaran sila lainnya.
Keluarga seyogyanya diciptakan seperti kehidupan surga (kebahagiaan), hanya bagaimana kita saling memahami, mengerti, menghargai dan dan mendukung satu sama lain walau kepercayaan dalam satu keluarga berbeda-beda. Panna (kebijaksaan) harus dikembangkan terus karena dengan memiliki kebijasanaan yang baik akan menjadi kekuatan untuk tetap melatih sila dengan baik dalam kehidupan keluarga.
Faktor Teman
Memilih Teman yang salah akan menjadi faktor penghambat pelatihan sila, karena teman ini mempunyai pengaruh sangat besar dalam kehidupan kita, setiap hari kita selalu bertemu dengan teman, baik dalam pekerjaan, bermain dan lainya. Buddha Gautama sudah menjelaskan bagaimana memilih teman yang baik yang dapat memberikan kemajuan batin. Kategori teman sesuai ajaran Buddha terbagi menjadi dua yaitu Kalyanamitta (teman yang baik) dan Akalyanamitta (teman yang jahat).
Kalyanamitta (Sahabat yang baik)
Sahabat penolong (upakaro mitto),
Sahabat pada waktu senang dan susah (samanasukha dukkhomitto)
Sahabat yang memberi nasehat baik (atthakhayamitto)
Sahabat yang bersimpati (anukampakamitto).
Akalyanamitta (teman yang jahat)
Orang yang tamak (Annadathuro),
Orang yang banyak bicara tetapi tidak berbuat sesuatu (Vaci paramo),
Penjilat (Annuppiyabhani), dan
Kawan pemboros (Apayasahayo).
Ketika kita sampai salah dalam memilih teman atau sahabat maka pelatihan sila akan terganggu dan menjadi penghambat, oleh karenanya penting bagaimana kita memilih sahabat atau teman yang sesuai syarat pada ajaran Buddha, ketenangan, dan kejelian sangat di butuhkan.
Faktor Aktivitas
Rutinitas yang terlalu padat dan tidak terkontrol menimbulkan tingkat kelelahan secara fisik dan pikiran. Dengan kondisi seperti itu akan menimbulkan lemahnya kontrol diri pada setiap tindakan dan perbuatan.
Banyak orang yang mengalami kondisi yang tidak baik dari sisi kesehatan fisik dan pikiran ketika tidak mampu mengontrol aktivitas dengan baik. Memaksakan aktivitas yang berlebihan dengan berprinsip menyelesaikan pekerjaan atau target namun hal ini akan menimbulkan bahaya pada orang tersebut.
Dengan tidak terkendalinya aktivitas kita dengan baik maka akan menjadi faktor penghambat pelatihan sila, karena fisik kita sudah mengalami kelelahan dan pikiran tidak terkonsenterasi dengan baik. Kondisi seseorang seperti ini bukan hanya berpotensi menghambat pelatihan sila juga berpotensi membuat pelangaran sila.
Sidharta Gautama pernah disadarkan oleh serombongan penyanyi ronggeng pada saat beliau melakukan pertapaan yang sangat ekstrim yang tidak menghasilkan penerangan agung seperti apa yang beliau cari. Sehingga saat mendengarkan syair yang berbunyi :
Bila senar gitar di tarik terlalu kendor, maka suaranya akan semakin rendah, bila ditarik kuat, maka suaranya tinggi. Jika ditarik semakin tinggi, maka suaranya semakin keras. Jika ditarik terlalu keras, maka senar gitar dapat putus sehingga suaranya akan hilang, maka tarikah senar gitar itu secara sedang-sedang".
Syair inilah yang menyadarkan beliau betapa pentingnya menyetel kehidupan kita dengan tepat dan benar sehingga menghasilkan satu tujuan dalam kehidupan kita.
Faktor Kemalasan