Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna di Balik Lambang-Lambang dalam Agama Buddha

13 Oktober 2022   06:06 Diperbarui: 13 Oktober 2022   06:10 5420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: feng-shui.lovetoknow.com, diolah pribadi

Oleh karenanya, stupa menjadi lambang atau simbol pengingat kesucian para Ariya. Stupa juga untuk memunculkan motivasi guna mencontoh perilaku para Ariya dalam mempelajari dan mempraktikkan ajaran Buddha untuk meningkatkan kualitas batin menuju pencapaian kesucian.

Ada yang mempercayai bahwa Buddha mengambil tiga lembar jubah-Nya, melipatnya hingga membentuk bujur sangkar, lalu diletakkan di atas tanah saling bertumpuk satu sama lain. Di atasnya diletakkan patha (mangkuk/bowl) secara terbalik. Di atasnya lagi diletakkan tongkat yang biasanya dibawa berkelana. Ke semuanya berpadu membentuk stupa. Oleh karena itu, stupa terlihat seperti terdiri dari tiga tingkat, yakni dasar berbentuk trapezoid, tengah berbentuk setengah bola, dan atas berbentuk kerucut.

6. Relik

gambar: id.quora.com, diolah pribadi
gambar: id.quora.com, diolah pribadi

Relik adalah peninggalan dari jenazah orang suci yang diperabukan. Relik dapat berupa sisa kuku, rambut, abu, gigi, tulang, atau benda tertentu yang tertinggal setelah jenazah dikremasikan. Pemujaan terhadap relik, yang merupakan penghormatan kepada orang suci, dimulai sejak Buddha Gotama parinibbana. Setelah perabuan, relik Buddha dibagi menjadi 10 bagian dan disimpan di dalam stupa yang didirikan di 10 negara.

7. Bendera Buddhis

gambar: nenow.in, diolah pribadi
gambar: nenow.in, diolah pribadi

Bendera buddhis yang biasa disebut "Chabana Ramsi" (panji enam warna) terdiri dari warna-warna berikut beserta arti dari setiap warna: biru (= bakti), kuning (= bijaksana), merah (= cinta kasih), putih (= kesucian), oranye (= aktif, giat, semangat), dan campuran kelima warna (= aura Buddha).

Asal mula dari kelima warna tersebut adalah di minggu keempat setelah Pertapa Gotama mencapai penerangan atau pencerahan sempurna dan lalu menjadi Buddha, Beliau bermeditasi dan dari tubuh Buddha keluar sinar-sinar dengan warna-warna tersebut.

8. Siripada

gambar: pab.kangwidi.com, diolah pribadi
gambar: pab.kangwidi.com, diolah pribadi

Siripada melambangkan atau menyimbolkan jejak (tapak) kaki Buddha. Dengan melihat atau mengingat siripada, kita diingatkan untuk mempelajari ajaran Buddha dan terutama mempraktikkan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari.

Melihat dan mengingat siripada seakan kita mendengar kata-kata Buddha, "Ikutilah jejak-jejak langkah-Ku". Cara mengikuti langkah-langkah Buddha adalah dengan mempelajari ajaran Buddha (Dhamma), melaksanakannya, mencapai kesucian, dan akhirnya merealisasi nibbana.

9. Lilin

gambar: id.aliexpress.com, diolah pribadi
gambar: id.aliexpress.com, diolah pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun