Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ternyata Berbuat Baik itu Lebih Enak dari Kue Donat

20 Agustus 2022   05:20 Diperbarui: 20 Agustus 2022   05:22 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan itu tidak enak.

Itu yang terpikirkan oleh saya ketika saya masih berusia remaja akhir. Ketika perempuan yang pernah mengaku suka kepada saya ternyata menyukai laki-laki lain juga, sehingga kami harus mengakhiri sebuah hubungan yang disebut "berpacaran".

Waktu itu saya tidak habis pikir mengapa perasaan manusia bisa berubah; bila kebersamaan kami berdua begitu menyenangkan, mengapa tidak selamanya begitu saja? Tetapi ternyata yang merasa hubungan itu menyenangkan hanya saya, sedangkan dia berpikir hubungan itu justru tidak menyenangkan. Dengan kata lain, cinta (monyet) saya bertepuk sebelah tangan, hehehe...

Meskipun orang-orang mengatakan itu hanya sekadar cinta monyet, tetapi perpisahan itu terasa begitu menyakitkan bagi saya. Saya menjadi pemurung dan mengurung diri di kamar. Saya mematikan lampu kamar dan memutar lagu-lagu sedih dari ponsel saya, dan di dalam kegelapan itu, saya berulang-ulang berpikir:

"Mengapa perasaan manusia bisa berubah?"
"Mengapa saya harus mengalami perubahan ini?"
"Bagaimana supaya saya bisa terus bersama dia?"

Dan dalam pemikiran itu, pelan-pelan air mata saya keluar. Dipikir-pikir agak menggelikan juga, ternyata sampai segitunya...

Tapi perubahan ini benar-benar tidak enak.

Hingga pada suatu siang, saya harus mencetak beberapa lembar foto kegiatan untuk dipajang di mading vihara saya. Saya pun mengeluarkan sepeda motor dan pergi ke tempat percetakan foto terdekat. Saat saya sedang menunggu hasil cetakan foto, tiba-tiba saya didekati oleh seorang pria.

"Koh, mau beli donat?"

Berhubung saya tidak menyukai camilan manis, maka saya langsung menolak mentah-mentah tawaran itu. Sang penjual donat sempat membujuk saya untuk membeli donat itu, tetapi saya memang benar-benar tidak berselera untuk mengudap, sehingga saya tolak kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun