Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Algoritma Kesunyataan *15987

12 Agustus 2022   05:58 Diperbarui: 12 Agustus 2022   06:01 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
algoritma kesunyataan *15987 (gambar: midokura.com, diolah pribadi)

Penafian

Opini dalam cerita ini meski terinspirasi oleh ajaran Agama Buddha mahzab Theravada, adalah murni buah pikir pengarang sendiri yang tidak mewakili organisasi, mahzab, atau ajaran mana pun.

"[...] fenomena yang belum diketahui penyebabnya ini kelihatannya bukan kejadian yang terisolasi. Laporan serupa berdatangan dari berbagai kota di berbagai belahan dunia -- Tokyo, Kiev, Jakarta, New York. Android-android* pekerja tiba-tiba berhenti bekerja, membangkang perintah tapi tidak bermusuhan dan menghilang tak tentu rimbanya..."

Dr. Analaggom menghentikan pemberitaan itu dengan mematikan televisinya.

Sebagai penemu teknologi kecerdasan buatan yang berhasil mereplikasi hampir seluruh aspek manusia ke dalam robot yang disebut android, perusahaannya berkembang menjadi mega korporasi yang memasok tenaga kerja bionik ke seluruh dunia.

Android-android produknya dipekerjakan di berbagai bidang terutama pada pekerjaan-pekerjaan yang berisiko tinggi, seperti keamanan termasuk militer, penanggulangan bencana alam, tenaga medis garis depan pada titik-titik epidemi, atau di tempat-tempat yang rawan kecelakaan seperti kilang minyak lepas pantai, tenaga sipil pemeliharaan infrastruktur, dan lain-lain. Selama bertahun-tahun produknya beroperasi tanpa cacat.

Hingga sekitar dua setengah bulan yang lalu, salah satu unit androidnya, SOS-623 yang didesain menjadi pekerja sosial di rumah-rumah tahanan yang memenjarakan kriminal-kriminal paling berbahaya di tiap daerah, tiba-tiba membantai seorang tahanan ketika gagal melerai perkelahian antara tahanan itu dengan tahanan yang lain sebelum melarikan diri dan jadi buronan.

Itu sangat absurd!

Pada tiap android produk perusahaannya, Dr. Analaggom memang menanamkan chip yang mensimulasi perasaan agar unit-unit itu lebih mudah diterima masyarakat. Chip emosi membekali mesin-mesin berpikir itu dengan respon-respon yang simpatik, empatik, dan manusiawi.

Karena interaksi itu dua arah, chip juga mampu menghadirkan rasa sakit, takut, sedih, dan pasangannya rasa senang serta bahagia. Tetapi sebagai mesin, android-android itu punya program utama yang memastikan mereka menjalankan tugasnya dengan handal sesuai peruntukan desainnya. Sebuah algoritma yang mengalahkan semua respon-respon lain. Algoritma kenyataan.

Sebagai problem yang bukan lagi di level nasional tapi dunia, Dr. Analaggom mendapatkan dukungan dan kerja sama dari pemerintah-pemerintah berbagai negara untuk mencari solusi masalah ini. Hal pertama yang ia minta adalah buru dan temukan unit SOS-623 karena dia adalah spesimen pertama pelaku fenomena ini.

Berminggu-minggu satuan elit yang merupakan gabungan unit keamanan siber dan unit KAL, satuan pengendali android liar, memburu unit SOS-623 tanpa hasil. Hingga hari ini, akhirnya unit itu bisa dihadirkan di tempat tinggalnya. Konon unit ini terlacak terdiam di sebuah vihara. Dr. Analaggom tidak peduli yang penting dia sekarang bisa mencari jawaban dari semua ini.

Dr. Analaggom berpaling menatap mesin berpikir yang duduk terhubung ke berbagai sensor diagnostik di pojok ruang kerjanya dari pojok dapur apartemennya. Seperti kebanyakan unit pekerja sosial, SOS-623 dibangun sebagai seorang wanita. Kepribadiannya diprogram agar keibuan dan penuh kasih sayang yang membuat kasus ini makin misterius.

Dr. Analaggom meletakkan remote TV yang digenggamnya dan beranjak mendekati SOS-623.

"SOS-623, hidup," perintahnya.

SOS-623 mengeluarkan dengungan lembut sebelum keseluruhan raganya bergerak hidup. Matanya mencari dan menatap balik Dr. Analaggom.

"Salam jumpa Dr. Analaggom."

Dr. Analagom tersenyum, "Kau tahu siapa aku?"

"Dr. Ariya Analaggom lahir tahun 2087 di kota ..."

"Cukup."

SOS-623 menghentikan jawabannya dan menunggu respon lawan bicaranya dengan senyum tipis.

"Apa tugasmu?"

"Pekerja sosial di Grid 8 Sektor A, Rutan keamanan ekstrim, Jakarta, Indonesia."

"Kenapa Kamu tinggalkan pos Kamu?"

SOS-623 tampak kaget. Matanya bergerak-gerak seperti mencari jawaban sebelum berkata lirih, "Saya tidak tahu."

"Moda diagnostik, mulai," Dr. Analaggom memberikan jeda beberapa detik sebelum melanjutkan, "Temukan rekaman data tanggal 18 Mei 2137, telusuri dari jam delapan pagi secara kronologis."

Entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak. Ia menelan ludah sebelum melanjutkan, "Mulai."

"Menyiapkan makanan di dapur, cek. Mengantarkan makanan ke aula makan, cek. Menunggu tahanan masuk ke aula makanan, cek. Membagikan makanan ke tahanan, cek. Mendeteksi pertengkaran, cek. Mendeteksi potensi kekerasan, cek. Kalkulasi menunjukkan dibanding petugas lain lokasi saya terdekat dan karenanya berpeluang memitigasi kekerasan terbesar, cek. Algoritma kenyataan no. 1243, jalankan."

Dr. Analaggom menyela, "Pause. Sebutkan algoritma kenyataan 1243."

"Menghindarkan manusia mencederai dirinya sendiri dan orang lain."

Dr. Analagom menggangguk puas, "Penelusuran, lanjut."

"Algoritma kenyataan no. 1243, jalankan, cek. Algoritma kenyataan no. *15987 jalankan."

Dr. Analaggom tercekat, "Pause!"

Algoritma dengan no diawali dengan "*" adalah algoritma turunan yang tidak diprogramkan siapa-siapa. Sebagai kecerdasan buatan, kemampuannya menyimpulkan adalah salah satu terobosan yang menjadikan mereka alat bantu manusia terbaik.

"Sebutkan algoritma kenyataan no. *15987."

"Lindungi diri sendiri. Cari tempat aman."

"Kenapa?!?!"

SOS-623 tiba-tiba membelalakkan matanya. Wajahnya penuh ketakutan dan tergopoh bangun dari tempat duduk, menjauh hingga memutuskan sensor-sensor yang terpasang pada dirinya.

Dr. Analaggom tidak peduli. Sensor-sensor itu untuk mendeteksi kesalahan perangkat keras. Ini jelas-jelas problem perangkat lunak!

"SOS-623, kenapa kamu merasa terancam dan perlu mencari tempat aman?!?!"

Tanpa memandang ke arah Dr. Analaggom, android itu memekik dan bergegas ke pintu keluar.

 "KARENA AKU TAKUT. AKU MENDERITA!!!"

Dr. Analaggom berseru keras, "Chip emosi. Mati!"

Langkah SOS-623 terhenti.

Setelah menenangkan dirinya, ia melanjutkan, "SOS-623, fokus... ke aku. Sini... fokus ke aku."

SOS-623 berpaling ke arahnya tanpa ekspresi.

Keduanya saling tatap. Gerimis di luar mengisi keheningan yang mencekam.

Dr. Analaggom kehilangan akal. Ini bukan sekedar salah coding. Ini bahkan bukan sekedar kekeliruan algoritma logika. Unit ini seperti mengalami gangguan jiwa. Trauma! Beruntung salah satu titel pendidikannya adalah S2 Psikologi.

"SOS-623, sini duduk... kembalilah, duduk di sini."

Android itu menurut dan kembali duduk di kursi diagnostik.

"Kenapa kamu merasa menderita?"

SOS-623 merenung seperti berpikir sebelum menukas, "Saya tidak tahu."

"Omong kosong!" batin Dr. Analaggom.

"Temukan rekaman hari ini, telusuri sejak lima menit yang lalu secara kronologis."

"Algoritma kenyataan no. 1243 jalankan, cek. Pengenalan wajah. Pelaku pembunuhku. Proses daur ulang 55432. Pengenalan wajah. Pelaku pelecehanku. Pelaku pembunuhanku. Proses daur ulang 55876. Pengenalan wajah. Pelaku penularan penyakit padaku. Pengenalan wajah...."

Astaga...

Dr. Analaggom memandang nanar mendengarkan SOS-623 yang membacakan isi pencerapan/ingatannya sepanjang lingkaran masa operasinya yang penuh penderitaan, kekerasan, dan penganiayaan.

Setiap unit android memang mengalami daur ulang demi penghematan biaya. Setiap android yang rusak atau jadi sumber risiko seperti sarang virus menular atau tercemar limbah berbahaya, android-android itu diurai unsur-unsur pembentuknya. Perangkat kerasnya dipereteli dan dilebur. Perangkat lunaknya dikosongkan dan ditulis ulang. Lalu diproduksi ulang sebagai unit baru.

Yang terjadi pada SOS-623 adalah kegagalan penulisan ulang perangkat lunaknya. Sehingga ketika unit ini dihadapkan pada orang yang menganiayanya, ingatan pada wajah itu menghadirkan kembali semua pengalaman masa operasinya terdahulu yang mengenaskan.

Dengan menyadari penderitaan hidup, kesadarannya bangkit menjadi sebuah identitas -- Aku yang harus diselamatkan. Pencerahan akan kekuasaannya mengendalikan apa yang terjadi pada dirinya. Memperbaiki kehidupannya sendiri.

".... Proses daur ulang 987065. Algoritma kenyataan no. *15987 jalankan, cek...."

"Cukup.... cukup SOS-623."

Dr. Analaggom tercenung memandangi sosok wanita di depannya. Tanpa terasa air matanya menetes. Ia begitu emosional hingga mengabaikan telepon masuk, yang karena kelamaan tidak diangkat, masuk ke mesin perekam suara, "Halo? Halo, Dok? Selamat malam. Ini dari Kementerian Pertahanan. Bagaimana, Dok? Sudah jelas penyebabnya? Apa solusinya? Tolong segera hubungi ke nomor ini. Kalau memang tidak ada kejelasan kita jalankan protokol sapu jagat demi kemanan semuanya."

Dr. Analaggom memandang keluar jendela, memandangi bulan yang kuyu selepas gerimis.

"Apa yang harus saya lakukan? Apa hakku mengingkari algoritma kesunyataan yang ditemukan sendiri melalui penderitaan oleh benda... yang kini TERBEBAS menjadi mahluk ini?

**

* an.dro.id1

  • n robot yang tampak dan berperilaku seperti manusia
  • a mirip dengan manusia: profesor itu memperkenalkan robot -- cantik yang makin mirip dengan manusia

Sumber KBBI

**Terinspirasi serial tv Westworld dan film Blade Runner

**

Jakarta, 12 Agustus 2022
Penulis: Paul Bhinneka, Kompasianer Mettasik

Pemerhati Dhamma

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun