Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Algoritma Kesunyataan *15987

12 Agustus 2022   05:58 Diperbarui: 12 Agustus 2022   06:01 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
algoritma kesunyataan *15987 (gambar: midokura.com, diolah pribadi)

"Algoritma kenyataan no. 1243 jalankan, cek. Pengenalan wajah. Pelaku pembunuhku. Proses daur ulang 55432. Pengenalan wajah. Pelaku pelecehanku. Pelaku pembunuhanku. Proses daur ulang 55876. Pengenalan wajah. Pelaku penularan penyakit padaku. Pengenalan wajah...."

Astaga...

Dr. Analaggom memandang nanar mendengarkan SOS-623 yang membacakan isi pencerapan/ingatannya sepanjang lingkaran masa operasinya yang penuh penderitaan, kekerasan, dan penganiayaan.

Setiap unit android memang mengalami daur ulang demi penghematan biaya. Setiap android yang rusak atau jadi sumber risiko seperti sarang virus menular atau tercemar limbah berbahaya, android-android itu diurai unsur-unsur pembentuknya. Perangkat kerasnya dipereteli dan dilebur. Perangkat lunaknya dikosongkan dan ditulis ulang. Lalu diproduksi ulang sebagai unit baru.

Yang terjadi pada SOS-623 adalah kegagalan penulisan ulang perangkat lunaknya. Sehingga ketika unit ini dihadapkan pada orang yang menganiayanya, ingatan pada wajah itu menghadirkan kembali semua pengalaman masa operasinya terdahulu yang mengenaskan.

Dengan menyadari penderitaan hidup, kesadarannya bangkit menjadi sebuah identitas -- Aku yang harus diselamatkan. Pencerahan akan kekuasaannya mengendalikan apa yang terjadi pada dirinya. Memperbaiki kehidupannya sendiri.

".... Proses daur ulang 987065. Algoritma kenyataan no. *15987 jalankan, cek...."

"Cukup.... cukup SOS-623."

Dr. Analaggom tercenung memandangi sosok wanita di depannya. Tanpa terasa air matanya menetes. Ia begitu emosional hingga mengabaikan telepon masuk, yang karena kelamaan tidak diangkat, masuk ke mesin perekam suara, "Halo? Halo, Dok? Selamat malam. Ini dari Kementerian Pertahanan. Bagaimana, Dok? Sudah jelas penyebabnya? Apa solusinya? Tolong segera hubungi ke nomor ini. Kalau memang tidak ada kejelasan kita jalankan protokol sapu jagat demi kemanan semuanya."

Dr. Analaggom memandang keluar jendela, memandangi bulan yang kuyu selepas gerimis.

"Apa yang harus saya lakukan? Apa hakku mengingkari algoritma kesunyataan yang ditemukan sendiri melalui penderitaan oleh benda... yang kini TERBEBAS menjadi mahluk ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun