Kesunyataan Mulia tentang Berakhirnya Penderitaan adalah pada saat pengetahuan tentang Penderitaan telah dimengerti, memandangnya, menerimanya, mengetahuinya, serta membiarkannya. Dengan demikian Penderitaan tersebut akan berakhir. Selanjunya. kita sudah dapat mengendalikan dan memadamkan nafsu keinginan, ego pribadi, kecewa dan rasa penderitaan lainnya, sehingga memunculkan pancaran cinta kasih, bahagia dan damai.
Kesunyataan Mulia tentang Jalan Mengakhiri Penderitaan adalah dengan mempraktekkan Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Atthangiko Magga). Jalan Mulia Berunsur Delapan dapat mengurangi, melemahkan, dan akhirnya melenyapkan Penderitaan. Hasilnya, bagi mereka yang mempraktikkanya, tidak akan mengalami tumimbal lahir lagi dan mencapai Nibbana.
Jalan Mulia Berunsur Delapan terdiri dari:
Pandangan Benar merupakan seseorang yang berpengetahuan, berlatih dan mengembangkan pandangan di dunia ini yang sesungguhnya adalah tidak kekal (anicca), penderitaan (dukkha) dan ketidak-akuan (anatta). Seseorang yang memiliki pandangan benar maka dia tidak akan sombong akan dirinya, harta yang dimilikinya, dan status keberhasilan sehingga dia akan hidup bahagia dan damai.
Pikiran Benar adalah pikiran yang penuh cinta kasih, lemah lembut, kasih sayang, berpikir positif, tidak selalu berprasangka buruk terhadap orang lain dan berlatih untuk melepaskan diri dari kesenangan dunia. Sang Guru Agung dalam Samyuta Nikaya 45.8, Vibhanga Sutta, menyampaikan pikiran yang baik itu adalah pikiran yang bebas dari keinginan buruk dan bebas dari keinginan untuk melukai. Seseorang dengan pikiran yang baik selalu mengembangkan pikiran untuk berdana, mengembangkan cinta kasih dan mementingkan kepentingan untuk khalayak orang banyak.
Ucapan Benar adalah seseorang berusaha untuk mengucapkan ucapan yang benar, ucapan yang beralasan, ucapan yang bermanfaat, ucapan dengan lemah lembut, ucapan yang menyenangkan hati orang lain, menghindari banyak gosip dengan teman dan ucapan yang tepat pada waktunya.
Perbuatan Benar merupakan perbuatan yang beretika, bermoral dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak. Kita harus menghindari dari perbuatan membunuh, mengambil barang yang bukan milik kita, melakukan perbuatan asusila dan tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan orang lain atau diri sendiri.
Mata Pencaharian Benar adalah menghindari diri untuk melakukan usaha atau pekerjaan yang merugikan orang lain atau menimbulkan penderitaan bagi makhluk lain. Sang Buddha pernah menguraikan lima jenis mata pencaharian yang tidak benar, yaitu memperdagangkan senjata yang digunakan untuk membunuh makhluk lain, memperdagangkan manusia, memperdagangkan hewan atau binatang hidup lainnya untuk diambil dagingnya, memperdagangkan minuman yang dapat melemahkan kesadaran manusia (minuman beralkohol) dan memperdagangkan racun.
Daya Upaya Benar adalah seseorang berupaya untuk berprilaku benar dan bermanfaat bagi diri sendiri dan juga orang lain melalui pikiran, ucapan dan perbuatan yang baik. Seorang kalyanamitta harus berupaya untuk melakukan 4 (empat) upaya benar, yaitu: berusaha untuk melenyapkan kejahatan yang telah muncul, berusaha untuk mencegah kejahatan yang belum muncul, berusaha untuk memunculkan kebajikan yang belum timbul dan berusaha untuk mengembangkan kebajikan yang telah ada.
Perhatian Benar adalah seseorang dengan sadar dan perhatian, berfokus untuk menjaga tubuh, sensasi, daya-upaya dan kualitas mental ke dalam dan keluar dengan melihat lebih dalam ke dalam kehidupan kita, yang hasilnya, kita dapat mengurangi, melemahkan dan akhirnya melenyapkan keserakahan, kekecewaan dan kecemasan di dunia ini.
Konsentrasi Benar merupakan pemusatan pikiran pada objek yang tepat sehingga memunculkan ketenangan melalui meditasi. Dengan konsentrasi benar akan melahirkan cinta kasih (metta), belas kasihan (karuna), kegembiraan atas keberhasilan orang lain (mudita), dan keseimbangan batin (upekkha).
Jadi, Dhamma selalu mengajari dan mengingatkan untuk selalu memperbanyak perbuatan baik, kurangi perbuatan jahat dan sucikan hati. Dengan melakukan perbuatan baik, maka akan mendatangkan kebahagiaan dan kedamaian sedangkan dengan perbuatan jahat akan mendatangkan penderitaan.