Ini saya praktekan dalam kurun waktu yang sangat lama. Setiap menghadapi badai kehidupan, saya akan menyelesaikannya dan mencoba bersabar serta mengalihkan yang tidak menyenangkan ke hal yang menyenangkan.
Tidak jarang saya berdoa kepada Tuhan, "Tuhan ! Mohon berilah saya kesabaran super dahsyat dalam menghadapi cobaan ini"
Selain itu saya banyak membaca buku-buku motivasi dan senantiasa memasukan yang positif buat pikiran supaya senantiasa berpikir positif. Tetapi apakah saya bahagia? Apakah saya mengalami pembebasan?
Ternyata dengan memakai ilmu kesabaran dan selalu berpikiran positif, saya sanggup melewati semua masalah dengan mulus. Tetapi mengapa masih ada rasa khawatir, rasa benci, dan rasa tidak puas yang menghantui pikiran ini?
Di dalam jiwa ini ada semacam batu yang mengganjal di hati. Berat rasanya meskipun semua bisa diatasi dengan baik.
Ibarat ada pemaafan ke orang-orang yang pernah menyakiti saya tetapi pemaafan itu hanya sekedar di mulut, tidak dari hati. Dalam hati masih menyimpan dendam dan amarah, luka dan kekhawatiran.
Setelah ikut bermeditasi:
Batu-batu yang selama ini mengganjal di hati bisa lenyap begitu saja. Mengapa?
Kebetulan setelah ikut bermeditasi, saya baru mengenal ajaran Sang Buddha tentang empat kesunyataan mulia dan jalan mulia berunsur delapan. Di sini juga saya baru mengenal tentang dukkha, anicca, dan anatta.
Dukkha disini artinya penderitaan. Penderitaan muncul karena adanya nafsu keinginan.
Dengan memahami tentang adanya penderitaan, saya menjadi lebih bisa menerima kenyataan. Ternyata bukan saya saja yang mengalami penderitaan tetapi semua makhluk hidup.