Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi tentang Pembebasan, "Tiada yang Saya Dapatkan"

10 Agustus 2022   05:48 Diperbarui: 10 Agustus 2022   06:00 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Refleksi Tentang Pembebasan, "Tidak Ada yang Saya Dapatkan" (gambar: artrosch.com, diolah pribadi)

Lantas apakah arti pembebasan yang sesungguhnya dalam hidup ini dari sisi Dhamma? Dengan iseng, saya bertanya kepada beberapa sahabat-sahabatku yang se-Dhamma.

Ada yang menjawab:

  • Pembebasan adalah bebas dari rasa marah dan benci.
  • Pembebasan adalah bebas dari rasa sakit fisik dan batin.
  • Pembebasan adalah bebas dari nafsu indra.
  • Pembebasan adalah bebas dari rintangan batin.
  • Pembebasan adalah bebas dari kilesa (kotoran batin).
  • Pembebasan adalah saat kita melepas kepemilikan kita, contohnya dengan berdana.
  • Pembebasan adalah keluar dari alam samsara (lingkaran tumimbal lahir dari kelahiran berulang-ulang).
  • Pembebasan adalah kalau tidak berpandangan salah.
  • Pembebasan sama dengan anatta (tiada diri)
  • Pembebasan adalah bebas dari lobha (keserakahan), dosa ( kebencian), dan moha (kebodohan batin).
  • Pembebasan adalah saat bebas dari sepuluh belenggu (Samyojana).
  • Pembebasan adalah bebas dari tanha (nafsu keinginan).
  • Pembebasan adalah bebas dari ikatan kemelekatan.

Dan masih banyak opini lainnya.

Di sini saya menyimpulkan ternyata arti pembebasan ini sangat kompleks. Dan berbeda-beda cara pandang, tergantung dari perkembangan batin masing-masing individu.

Apakah pembaca setuju? Sedikit sharing mengenai pembebasan versi saya.

Setelah mendengar banyak pengalaman teman-teman yang ikut bermeditasi yang konon katanya meditasi bisa memyembuhkan sakit. Hal ini tidak membuat saya tertarik buat bermeditasi, sebab merasa kondisi fisik saya sehat.

Tetapi setelah membaca buku kedokteran jepang, yang konon katanya meditasi sangat baik buat mengaktifkan otak kanan. Disitulah saya tergerak ikut bermeditasi.

Mengapa saya ingin mengaktifkan otak kanan?

Menurut dokter Shigeo Haruyama, dalam bukunya yang berjudul "Keajaiban Otak Kanan", beliau mengatakan kalau otak kanan adalah otak seni yang merupakan hasil dari stimulus berulang di otak kiri, lalu ditimbun di otak kanan dan akan disimpan sepanjang masa di otak kanan. Kita akan menjadi jenius kalo bisa mengaktifkan otak sebelah kanan kita.

Otak bagian kanan untuk perasaan dan intuisi. Menyimpan ratusan ribu kali informasi yang lebih banyak daripada otak kiri. Penggunaan otak kanan yang benar dapat menwujudkan kesadaran tertinggi manusia.

Menurut beliau bakat terpendam bisa muncul saat gelombang alfa (kondisi antara tidur dan terjaga) aktif. Gelombang alfa ada di otak sebelah kanan. Saat kita enjoy, kita diposisi otak kanan, tetapi saat stres melanda, yang bekerja otak kiri (logika).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun