Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pillow Talk #5: Tiga Babi Kecil yang Menghadapi Kilesa

5 Agustus 2022   18:02 Diperbarui: 5 Agustus 2022   18:18 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pillow talk #5: Tiga Babi Kecil yang Menghadapi Kilesa (gambar: oakhouseschool.com, diolah pribadi)

Ade: "Mami punya cerita tidak? Ceritain dong..."

Mami: "Dahulu kala...ada 3 ekor babi kecil..."

Ade: "Stop Mom! Ade sudah tau ceritanya."

Mami: "Kalau begitu gantian, Ade yang bercerita ke Mami."

Ade: "Ceritanya tiga ekor babi itu membangun rumah."

"Yang pertama koko Wei membangun rumah dari jerami, sebab itu cara tercepat buat membangun rumah supaya dia punya banyak waktu untuk bermain."

"Babi kedua koko Wah membangun rumah dari ranting-ranting kayu. Lumayan cepat juga tapi lebih lama dari babi pertama koko Wei."

"Babi ketiga si Ade, membangun rumah dari batu bata. Dan menghabiskan waktu paling banyak buat membangun rumah, sampai tidak punya waktu untuk bermain."

Mami: ( tersenyum kecut, sudah bisa menebak, pasti Ade mau pamer kalo dia adalah babi yang terhebat).

Ade: "Terus suatu hari serigala datang dan meniup rumah mereka. Rumah yang dari jerami dan ranting kayu roboh, cuma rumah yang dari batu bata yang tidak berhasil ditiup. Untungnya semua babi pada kabur ke rumah bata."

"Serigala berusaha sekuat tenaga meniup rumah bata tetapi hasilnya sia-sia. Rumah bata begitu kokoh. Serigala tidak kehilangan akal, dia mulai memanjat ke atas dengan niat mau masuk ke dalam rumah bata lewat cerobong asap."

"Menyadari serigala mulai memanjat, Ade si babi ketiga yg paling pintar mulai menyalakan api cerobong dan menaruh air diatasnya."

"Serigala masuk ke cerobong dan jatuh kebawah. Masuk tepat ke air mendidih di dalam panci. Serigala meminta-minta tolong."

"Tetapi karena Ade si babi yang baik hati, Ade ingin menolongnya. Di sini ketiga babi sempat berdebat. Si babi pertama dan kedua tidak setuju buat menolong si serigala sebab telah merusak rumahnya. dan yang paling mereka takutkan adalah setelah serigala ditolong, serigala malah akan berbalik menggigit mereka."

"Ade si babi ketiga yang baik menjelaskan ke koko-kokonya kalau kita tidak menolong sang serigala berarti kita sama jahatnya dengan serigala. Akhirnya kedua koko babi mengerti dan mereka bekerjasama menolong serigala keluar dari air panas yang mendidih. The end." (Sambil bergaya cool).

Mami: "Wow.. kedengarannya seru! terus..terus..."

Ade: "Terus-terus tabrak, mi..."

Mami: "Huh! Bagaimana kalo serigalanya itu adalah Mami?  Mami yang selalu bawel dan mengoceh kalian supaya menjadi pribadi yang lebih baik. "

Ade: "No...memangnya Mami mau makan kita?"

Mami: "Berkat serigala, ketiga babi ini mengerti kalau membangun rumah harus yang serius, bukan asal-asalan. Bahan dasarnya pun sangat penting."

"Apa bahan dasar untuk membangun kehidupan yang baik?"

Ade: "Makan!"

Mami: "Kalo Ade makannya yang tidak sehat dalam arti tidak bernutrisi, apakah masih bisa menghadapi serigala (virus penyakit) di kemudian hari?"

"Makanan bernutrisi buat fisik, berupa makanan yang tiap hari kita makan, bentuk dan fisik kelihatan. Tentunya kita wajib memilih makanan-makanan yang sehat supaya saat serigala datang, kita punya imunitas buat melawan sehinga fisik (rumah) kita tidak ambruk."

"Apakah makan yang bernutrisi saja sudah cukup?"

Ade: "Maybe..."

Mami: "Serigala-serigala itu bukan berupa virus penyakit saja. Mereka bisa berupa segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita, yang kita sebut sebagai masalah atau badai kehidupan."

"Banyak orang yang sehat secara fisik, tetapi tidak sanggup menghadapi badai kehidupan (serigala) sehingga menjadi stres dan gila, bakhan tidak jarang ada yang bunuh diri."

"Kalo makanan buat batin, bisa berupa Dhamma. Orang yang mengerti Dhamma hidup mereka lebih terarah, lebih bisa menghadapi kenyataan, dan lebih bisa menahan nafsu atau godaan."

"Saat serigala (badai kehidupan) menyerang, mereka menyadari kalo semua yang terjadi adalah dukkha (penderitaan) yang harus dihadapi oleh semua makhluk hidup di dunia ini"

"Mereka memahami tentang anicca yang artinya kejadian yang tidak enak ini pun akan berlalu, tidak mungkin akan bertahan selamanya."

"Mereka menyadari adanya anatta. Saat serigala jahat kepada mereka, mereka merespon dengan batin yg biasa-biasa saja, sebab merasa tidak adanya Aku.' Aku bukan siapa-siapa'."

"Dan yang paling penting dengan mengenal Dhamma, mereka akan menjalankan sila (displin moral), dan berusaha mengembangkan samadhi (konsentrasi) dan panna (kebijaksanaan)."

"Dongeng tiga ekor babi kecil ini kalo diceritain ke versi Dhamma, kira-kira begini :

Babi pertama si pembuat rumah jerami, mengenal Dhamma tetapi tidak menjalankan sila. Dia mengerjakan segala sesuatu dengan mengikuti nafsu akan lobha (keserakahan), dosa (kebencian), dan moha (kebodohan batin). Sehingga saat serigala (badai kehidupan) datang menyerang, dia tidak punya pertahanan. Fisik dan batin (rumah) roboh.

Babi kedua si pembuat rumah kayu ibarat seseorang yang mengenal Dhamma dan mulai menjalankan sila. Dia mungkin masih bisa menahan nafsu akan lobha(keserakahan), dosa (kebencian), dan moha (kebodohan batin). 

Tetapi karena konsentrasi dan kebijaksanaan belum berkembang, kebiasaan yang mengikuti akan nafsu masih kuat. Sehingga saat serigala (badai kehidupan) datang menyerang, fisik dan batin (rumah) masih bisa roboh."

Babi ketiga si pembuat rumah batu bata ibarat seseorang yang telah memahami Dhamma dan murni menjalankan sila. Dia bisa menahan nafsu akan lobha(keserakahan), dosa (kebencian), dan moha (kebodohan batin). 

Dia mulai tercerahkan dengan memiliki konsentrasi dan kebijaksanaan sehingga saat serigala (badai kehidupan) datang menyerang, dia sanggup menghadapinya. Bahkan dia bisa menjadi sandaran buat babi pertama dan kedua."

"Mami paling suka bagian terakhir dimana serigala jatuh ke air panas mendidih tetapi ketiga babi kecil mau menolongnya meskipun sempat berdebat dulu. Mengapa ketiga babi kecil ini mau menolong serigala jahat?"

Ade: "Karena ketiga babi kecil ini sadar, kebencian tidak bisa dibalas dengan kebencian, melainkan dengan kasih sayang dan empati. Lagian kalau mereka tidak menolong sang serigala, maka mereka sama jahatnya dengan serigala itu."

Mami: "Wow.. keren jawabannya."

"Ketiga babi tersebut meskipun memiliki tingkatan batin yang berbeda tetapi mereka masih mempunyai niat baik untuk menolong sesama bahkan bersedia menolong musuh mereka."

"Dalam kehidupan sehari-hari bisa diibaratkan seperti ini. Saat sang babi telah berhasil menghadapi masalah atau badai kehidupan (serigala). Sang babi tidak membenci masalah atau badai kehidupan tersebut. Malahan sang babi menjadikan serigala sebagai guru kehidupan untuk membuat mereka lebih maju dan lebih baik."

"Keren ya! Salut sama tiga babi kecil ini. Apakah Ade bisa seperti ketiga babi kecil itu?"

Ade: "Ade mau menjadi babi ketiga yang paling cool."

Mami: "Nah, kalo sudah begitu, apakah Ade akan belajar Dhamma dan mempraktekkannya?

Ade: "Siap bos!"

Mami: (Bangga meski tidak yakin apakah Ade paham dengan apa yang Mami jelaskan).

"Mari kita tarik selimut"

**

Jakarta, 02 Agustus 2022
Penulis: Lisa Tunas, Kompasianer Mettasik

A Loving Mom Who Learns Writing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun