Ternyata mereka tidak terima.
"Cewek kepo, kamu tidak tahu susahnya cari uang, kami juga bekerja dan lihatlah pengorbanan kami membotaki rambut "
"Gundul edan, ini bukan pekerjaan tapi penipuan, ayo ke kantor polisi"
Diam-diam aku juga binggung kalau sampai benar-benar ke kantor polisi, apa yang harus kulakukan? Belum lagi waktu istirahatku hampir selesai, aku belum maksi [baca : makan siang].
Gara-gara B**** gadungan, hilang deh kesempatan untuk ngobrol dengan cowok ganteng di kedai makan.
Tapi untung salah satu dari anggota komplotan itu minta agar persoalan tidak diperpanjang. Tapi, karena sudah kepalang basah aku bergaya lagi.
"Baik, aku tidak akan memperpanjang hal ini, tapi awas kalau kalian masih berkeliaran mencari uang dengan pura-pura jadi B****, kamu akan dipenjara, mau?"
Sayang saat itu belum ada hape, jadi aku tidak bisa mengabadikan wajah yang ketakutan. "
Setelah itu aku tidak pernah lagi ketemu mereka, tak tahu apakah masih berkeliaran atau tidak atau pindah lokasi.
Soal pemintaan sumbangan ada-ada wae, banyak caranya. Ada yang jadi pengepul dengan menyisihkan beberapa persen untuk kantongnya sendiri, apalagi di saat-saat sekarang ini, lagi ramai-ramai membicarakan soal kasus penyelewengan dana sosial.
Tiba-tiba, ting ... hape-ku berbunyi ada WA dari seorang teman,