Ajakan untuk berdana paket sembako. Dengan halus kutolak karena memang tidak berminat dan kurang yakin. Perlu dipahami. setelah beberapa kejadian yang tidak mengenakkan aku menjadi lebih selektif lagi dalam berdana.
Prinsipku, aku berdana sesuai kemampuanku, menanam karma baik sekaligus menyempurnakan parami. Maaf bukan aku mengecilkan arti berdana yang sesungguhnya, menurutku simple saja dan tepat sasaran:
Bagiku, orang yang sedang kehausan jika diberi segelas air jauh lebih bermanfaat daripada segenggam berlian. Jika disekeliling kita masih banyak yang membutuhkan bantuan kenapa pula harus jauh-jauh ke pedalaman.
Dana baru sempurna kalau ada niat, dilaksanakan, diserahkan, dan diakhiri dengan pelimpahan jasa
Jadi sekarang ini aku berdana ke tempat yang pasti-pasti aja. Aku tidak mau lagi dana melalui perorangan. Mending langsung ke rekening Vihara saja.
Fangshen yang kulakukan sekarang juga bukan lagi mahluk hidup, yang kulepas kilesa-kilesa yang selama ini telah berkarang di hatiku.
Tapi rupanya penolakanku membuatnya tersinggung dan sedikit marah, maka dikirimilah wejangan-wejangan Dhamma berbaur dengan ilmiah.
Semuanya tentang apa yang harus kulakukan, dan janji-janji surga yang akan kudapatkan. Wejangan tersebut tidak ada salahnya, karena toh diambil dari tulisan-tulisan yang beredar di dunia maya.
Tapi, apa yang tersurat adalah yang tersirat. Pada saat ingin meminta dana, ayat-ayat surgawi pun dilantunkan. Kenapa tidak sedari dulu saja?
Tapi lumayanlah, nolak berdana malah dapat ajaran Dhamma. Terima kasih teman atas pencerahan serta doanya agar aku menemukan gerbang kemakmuran. Namun, sekali lagi mohon maaf, permintaan dananya aku tolak lagi ya.
**