Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jalan Alternatif Mengejar Kebahagiaan Bukan via Google

1 April 2022   03:38 Diperbarui: 1 April 2022   03:43 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekecewaan hanya ada karena ada keinginan. Ketika keinginan tidak tercapai seperti macet, muncul kebencian. Adanya kebencian hanya menambah beban.

Ingin menunjukkan diri sebagai karyawan/siwa yang baik, ternyata tidak bisa karena sering terlambat. Ingin menunjukkan ego, malah berakhir dengan kekecewaan

Puncak keinginan seperti langit, di atas langit ada langit, di atasnya masih ada langit lagi. Keinginan tidak ada batasnya, seperti seseorang sedang haus meminum air laut yang asin, semakin diminum semakin haus.

Sedangkan setiap keinginan yang tidak terpenuhi akan berakhir pada kekecewaan. Sudah pasti tidak semua keinginan dapat dipenuhi. Tidak akan pernah dapat terpenuhi semuanya.

**

Menempatkan kebahagiaan dengan berlandaskan terpenuhinya keinginan, adalah sebuah kenaifan, sebuah kesia-siaan. Karena tidak mungkin semua keinginan terpenuhi.

Yang pada akhirnya hanya berujung pada menambah beban hidup, menambah penderitaan, kebahagiaan semakin menjauh.

Tubuh membutuhkan cukup sepiring nasi, tahu dan tempe. Tapi karena keinginan, ingin makan dengan ayam goreng, sate atau lainnya. Tubuh cukup pakai t-shirt, celana, pakaian dalam. Tetapi karena keinginan maka t-shirt harus bermerek, celana harus bermerek.

Biaya makan dengan ayam goreng, sate, t-shirt bermerek, celana bermerek butuh biaya, biaya tidak ada yang gratis, semua harus diusahakan. Yang pada ujungnya akan menambah beban kehidupan.

Tidak mengherankan kalau seseorang naik gaji rasa senangnya hanya bertahan beberapa bulan, karena begitu gaji naik maka keinginannya melambung. Melambungnya keinginan hanya menjauhkan diri dari kebahagiaan.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun