"Awalnya dengan setengah yakin, saya praktekkan ketiga jurus tersebut. Dari sana saya bisa mendapatkan pencerahan. Saya menyadari apa yang telah terjadi di rumah tangga kami, namun semua sudah terlambat." katanya lirih.
"Suami menceraikan saya. Dan memilih wanita lain sebagai pengganti. Namun, saya masih bersyukur. Hubungan saya dan mantan suami dalam keadaan baik. Kami tetap menjadi sahabat untuk mendampingi anak-anak kami yang membutuhkan cinta kasih, kasih sayang, pendampingan, dan panutan dari kami selaku orang tua."
**
Setelah ke empat wanita tersebut mengakhiri kisah mereka, sang master Fengshui pun mengucapkan terima kasih atas pengakuan dari mereka. Ia ikut menyatakan empati atau pun simpati kepada keempat wanita tersebut.
Master Fengshui lalu berkata: "Dari masa lalu yang takkan mungkin kembali, kita belajar melihat kesalahan, dan kekurangan kita, juga kelebihan kita."
"Masa depan memang tidak pasti, namun kita bisa menentukan masa depan dengan pemikiran, ucapan, dan perbuatan baik kita."
"Dengan melakukan kebajikan, kebaikan, dan mengurangi keburukan dan kejahatan di masa kini, sesungguhnya malapetaka sudah menjauh."
"Dengan berpuas diri, tahu bersyukur, dan selalu menjaga kesadaran di masa kini, sesungguhnya kebahagiaan sudah datang."
"Bagai orang yang berjalan dari GELAP menuju TERANG, maupun dari TERANG menuju TERANG.
"Janganlah menjadi orang bodoh yang berjalan dari GELAP menuju GELAP ataupun TERANG menuju GELAP."
Oleh diri sendiri, kebaikan dilakukan. Oleh diri sendiri, kejahatan dilakukan. Diri sendirilah sang penentu.