Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Akhirnya Makna Membersihkan Toilet Kudapatkan

6 Maret 2022   19:16 Diperbarui: 6 Maret 2022   19:19 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi, mettasik, suhendri

"Membersihkan toilet adalah cara saya untuk menginstropeksi diri. Mengurangi kesombongan, mengurangi kekotoran batin yang kadarnya sama dengan kotoran pada toilet ini," sang Guru menjawab dengan penuh senyuman dan keikhlasan.

Baca juga: Cawan Teh Sang Biksu

Dari kisah tersebut saya merenung, bahwa sebenarnya selain badan yang sehat, kita juga harus memiliki mental yang sehat. Kalau badan yang sehat bisa kita latih, begitu juga dengan mental yang sehat.

Banyak mungkin orang "merasa" mentalnya baik-baik saja. Namun, ketika pikiran penuh nafsu keinginan, mencengkram kuat dalam diri, sesungguhnya mentalnya sudah mulai berkarat.

Ketika pikiran mengabaikan fenomena kehidupan yang terjadi, seperti menolak perpisahan dengan yang dicintai, bertemu dengan yang dibenci, di sanalah mental menjadi keropos.

Ketika pikiran penuh dengan kesombongan, merasa bisa, merasa mampu, bahkan lebih hebat dari orang lain, hingga merendahkan orang lain, saat itulah mental penuh sampah.

Itu semua ibarat kotoran-kotoran mental yang ada di dalam diri seseorang yang harus segera ia ketahui dan bersihkan.

Hukuman membersihkan toilet kini kudapatkan maknanya, bukan hanya sekedar hukuman, namun sebagai renungan: Betapa di dalam tubuh yang satu ini kita memiliki berbagai mental, baik yang positif maupun yang negatif, yang saya artikan sebagai kotoran mental.

Baca juga: Upekkha, Belajar untuk Tidak Belajar

Lalu bagaimana membersihkannya?

Nomor satu, tentu harus punya niat dan tekad yang baik dan kuat untuk membersihkannya. Andaikan saja diantara kita ada yang masih suka menyombongkan diri, sadarilah bahwa itu merupakan ketidakbaikan dan tidak boleh dibiarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun