Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penakluk Diri Sendiri adalah Pemenang Gemilang

25 Februari 2022   11:18 Diperbarui: 25 Februari 2022   11:24 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi, agus, mettasik

Cara kedua adalah meningkatkan pegendalian diri melalui perhatian.

Baik perhatian terhadap pikiran, perasaan, ucapan maupun tindakan. Menjauhkan kebencian dan keserakahan, dan menggantikannya dengan cinta kasih dan kasih sayang.

Perasaan pun perlu dijaga. Jika sedih tidak terlalu sedih, dan jika senang tidak terlalu senang. Batin harus senantiasa tetap seimbang. Hal ini dikarekan kesedihan yang berlebihan akan menimbulkan putus asa, sebaliknya kesenangan yang berlebihan akan menimbulkan kemelakatan

Pengendalian diri yang ketiga adalah melalui peningkatan pengetahuan-pengetahuan yang kita dapat. Baik pengetahuan agama, maupun pengetahuan akademik dan juga sosial.

Dari ilmu atau pengetahuan agama, kita bisa belajar banyak hal. Misalkan tentang hukum karma, apa yang kita tanam maka itu yang akan kita petik.

Dengan memahami hukum karma, maka kita akan bersyukur dengan keadaan kita pada saat ini, tidak menyalahkan orang lain. Keadaan kita saat ini adalah hasil dari usaha kita sendiri.

Jika kita rajin dan baik, maka hidup akan bahagia dan sebaliknya. Jika kita malas dan jahat maka hidup akan menderita.

Di sekolah atau di masyarakat, pengetahuan umum yang bisa kita peroleh adalah tentang budi pekerti, sikap toleransi dan moderasi beragama.

Cara yang ketiga adalah meningkatkan kesabaran.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sabar adalah tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati), tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu.

Kesabaran adalah cara bertapa yang paling tinggi. Orang yang sabar, bukan berarti orang yang makan, jalan atau kerjanya pelan, tetapi orang yang mampu bertahan apabila menghadapi kondisi-kondisi sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun