"Bagaimana hasil meditasi Anda? Apakah ada kesadaran yang kalian rasakan?" sang biksu bertanya.
"Oh Bhante. Saya mendengarkan percakapan dua orang. Mereka melakukan persekongkolan untuk menjatuhkan raja."
"Saya sungguh gembira bermeditasi di sini, karena saya dapat menangkap mereka saat keluar dari sini." Si tamu pertama memberikan tanggapan.
Tamu kedua memberikan tanggapan berbeda. "Oh Bhante. Kedua orang tersebut ternyata juga adalah cendekiawan terkemuka. Mereka membocorkan rahasia tentang cara mudah untuk menghafal ke-108 kitab sastra klasik."
"Saya sungguh gembira bermeditasi di sini. Karena saya akhirnya mengetahui trik rahasia tersebut." Tamu kedua tidak kalah gembiranya.
Tamu ketiga tidak kalah senangnya. "Oh Bhante. Kedua orang tesebut ternyata sangat kaya. Mereka saling berdiskusi tentang faedah yang dapat melipat gandakan uang."
"Saya sungguh gembira bermeditasi di sini. Karena dengan demikian, hartaku tidak akan habis tujuh turunan."
Tibalah giliran tamu keempat. Ketika ia ditanya, ia bingung. "Oh Bhante. Saya tidak tahu harus melakukan apa-apa. Saya bukanlah orang pintar seperti beliau bertiga."
"Saya hanya berusaha menjalankan instruksi Bhante. Apa pun suara yang saya dengarkan, itu hanyalah suara. Ketika musik sedang dimainkan, itu hanyalah musik bagi saya. Saya hanya memperhatikan kesadaran, sebagaimana yang Bhante sampaikan."
"Maafkan saya Bhante, saya bodoh dan telah gagal mendapat manfaat dari meditasi."
Baca juga;Â Seruput Kopinya, Tangkap Monyetnya, Praktik Filosofinya