Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Biksu Kepala Vihara dan Empat Tamunya

24 Februari 2022   06:44 Diperbarui: 24 Februari 2022   06:51 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biksu Kepala Vihara dan Empat Tamunya (diolah pribadi, gambar: tankap layar ecommerce)

"Bagaimana hasil meditasi Anda? Apakah ada kesadaran yang kalian rasakan?" sang biksu bertanya.

"Oh Bhante. Saya mendengarkan percakapan dua orang. Mereka melakukan persekongkolan untuk menjatuhkan raja."

"Saya sungguh gembira bermeditasi di sini, karena saya dapat menangkap mereka saat keluar dari sini." Si tamu pertama memberikan tanggapan.

Tamu kedua memberikan tanggapan berbeda. "Oh Bhante. Kedua orang tersebut ternyata juga adalah cendekiawan terkemuka. Mereka membocorkan rahasia tentang cara mudah untuk menghafal ke-108 kitab sastra klasik."

"Saya sungguh gembira bermeditasi di sini. Karena saya akhirnya mengetahui trik rahasia tersebut." Tamu kedua tidak kalah gembiranya.

Tamu ketiga tidak kalah senangnya. "Oh Bhante. Kedua orang tesebut ternyata sangat kaya. Mereka saling berdiskusi tentang faedah yang dapat melipat gandakan uang."

"Saya sungguh gembira bermeditasi di sini. Karena dengan demikian, hartaku tidak akan habis tujuh turunan."

Tibalah giliran tamu keempat. Ketika ia ditanya, ia bingung. "Oh Bhante. Saya tidak tahu harus melakukan apa-apa. Saya bukanlah orang pintar seperti beliau bertiga."

"Saya hanya berusaha menjalankan instruksi Bhante. Apa pun suara yang saya dengarkan, itu hanyalah suara. Ketika musik sedang dimainkan, itu hanyalah musik bagi saya. Saya hanya memperhatikan kesadaran, sebagaimana yang Bhante sampaikan."

"Maafkan saya Bhante, saya bodoh dan telah gagal mendapat manfaat dari meditasi."

Baca juga; Seruput Kopinya, Tangkap Monyetnya, Praktik Filosofinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun