"Baik, kalian berempat hanya perlu bermeditasi. Duduk tenang dan memperhatikan objek aliran nafas keluar masuk."
"Apapun yang muncul dari dalam atau dari luar, cukup disadari saja. Tetap kembali kepada nafasmu. Semoga kalian akan menemukan kesadaran di sana."
"Baik, Bhante." Keempat berujar.
Sang Biksu pun meminta asistennya untuk membawa keempat tamunya ke dalam sebuah bangsal. Letaknya di samping gedung utama vihara.
Hari pertama dilalui dengan tenang. Keempat meditator tersebut mampu melewatinya dengan baik. Hanya berhenti pada saat makan dan tidur saja.
Hari kedua bertepatan dengan acara besar vihara. Banyak tamu datang berkunjung, dan menjalankan ritual yang sangat bising.
Vihara yang biasanya sepi tersebut berubah menjadi pasar. Para tamu yang datang berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari kaum bangsawan hingga para jelata.
Bangsal tempat bermeditasi memang terkunci. Tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke sana. Namun, di depannya terdapat taman tempat para tamu biasanya beristirahat.
Banyak tamu yang duduk bercengkrama dan membicarakan banyak hal di sana. Dari dalam bangsal, keempat meditator tersebut dapat dengan jelas mendengarkan pembicaraan-pembicaraan yang terjadi.
Hari ketiga adalah waktunya rehat, dan sang biksu berkenan menjalankan sesi tanya jawab. Berdiskusi tentang apa yang telah dicapai oleh keempat tamunya tersebut.