Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apapun yang Anda Pikirkan tentang Anda Maka Itu Benar

22 Desember 2021   04:38 Diperbarui: 22 Desember 2021   06:55 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika anda berpikir bahwa target yang sudah anda tetapkan merupakan pencapaian maksimal anda maka Anda benar. Anda tidak akan berhasil memperoleh pencapaian lebih tinggi dari itu.

Tetapi jika anda berpikir bahwa anda punya kemampuan untuk "bangkit" maka anda juga benar. Anda akan bangkit dari kebiasaan buruk, pikiran anda akan membuat dasar pencapaian diri anda sendiri.

Oleh karena itu pencapaian anda tidak bisa melampaui batas yang sudah dipatok oleh pikiran anda sendiri, setinggi apapun target yang hendak dicapai setinggi itu pula batas maksimal pencapaian yang anda bisa peroleh.

Pikiran anda adalah nasib Anda.

Fenomena yang saya sering ceritakan dalam ruang "sharing" bisa menjawab pertanyaan: "Kenapa  kebanyakan orang miskin melahirkan orang miskin dan orang kaya melahirkan orang kaya"

Biasanya orang miskin pikirannya juga miskin ketika anak mereka berkata; "Pak, aku mau sekolah yang tinggi supaya nanti aku bisa jadi orang sukses".

Yang sering kita dengar adalah si bapak berkata kepada anaknya: "Nak kita ini miskin tidak mungkinlah bisa sekolah tinggi-tinggi, apalagi jadi orang sukses".

"Bapak tidak punya uang nak, sudahlah kau bantu bapak kerja di warung ini saja"

Kemiskinan pikirannya si bapak mengkerdilkan pikiran si anak yang kemudian menghapus mimpinya dan menggantinya dengan keinginan yang lebih realistis.

Lingkungan pergaulan si anak, juga tidak membantu, dia bergaul dan berinteraksi dengan sesama mereka yang juga miskin sehingga pembicaraan diantara mereka semakin membatasi semesta pikiran si anak. Si anakpun terjebak dalam pola hidup yang tidak akan membuatnya kaya.

Sementara orang kaya biasanya memiliki pikiran yang juga kaya. Ketika anaknya berkata: "Bapak, aku mau jual barang-barang bekasku di internet boleh nggak?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun