Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apapun yang Anda Pikirkan tentang Anda Maka Itu Benar

22 Desember 2021   04:38 Diperbarui: 22 Desember 2021   06:55 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apapun yang Anda Pikirkan tentang Anda, maka Itu Benar (wall.alphacoders.com)

"Kita adalah apa yang kita pikirkan, segala sesuatu tentang kita muncul bersama pikiran kita melalui pikiran kita menciptakan dunia." Buddha Gautama

Kata-kata indah ini merupakan sebuah kebenaran logis yang menjelaskan kenapa ada orang yang karir dan bisnisnya terus bertumbuh seolah tanpa batas, sementara banyak orang yang karir dan bisnisnya begitu-begitu saja.

Kenapa ini bisa terjadi? Apakah ini karena adanya keberuntungan saja bagi orang yang karir dan bisnisnya terus bertumbuh dan sukses, dan sebaliknya mereka yang gagal karena lagi apes saja?

Pikiran anda menjadi dasar seberapa tinggi Anda naik kelas.

Mari kita lihat pikiran itu menjadi arahan kemana kita pergi, ketika anda mematok target yang tinggi, maka dengan sendirinya pikiran dan tubuh anda akan menyesuaikan.

Pikiran anda langsung bergerak cepat mencari strategi terbaik, inisiatif terpancing muncul dan kreativitas terpacu lajunya. Sigap tubuh anda merespon, stamina Anda terdongkrak adrenalinnya.

Reflek Anda terasa lebih tajam, gerakan anda pun menjadi lebih gesit. Pantaslah pencapaian Anda melampaui yang lainnya.

Sebaliknya, jika pikiran anda arahkan ke hal-hal yang tidak positif. Kalau anda menetapkan target yang rendah, dengan sendirinya pikiran dan tubuh anda pun akan tersetting dengan standar rendah.

Anda akan berpikir dan bergerak seadanya karena targetnya tidak terlalu susah untuk dicapai. Segalanya bergerak dengan kecepatan rendah dari potensi diri Anda tidak tereksplorasi secara maksimal.

Apapun yang anda pikirkan tentang diri Anda maka anda benar.

Jika anda berpikir bahwa target yang sudah anda tetapkan merupakan pencapaian maksimal anda maka Anda benar. Anda tidak akan berhasil memperoleh pencapaian lebih tinggi dari itu.

Tetapi jika anda berpikir bahwa anda punya kemampuan untuk "bangkit" maka anda juga benar. Anda akan bangkit dari kebiasaan buruk, pikiran anda akan membuat dasar pencapaian diri anda sendiri.

Oleh karena itu pencapaian anda tidak bisa melampaui batas yang sudah dipatok oleh pikiran anda sendiri, setinggi apapun target yang hendak dicapai setinggi itu pula batas maksimal pencapaian yang anda bisa peroleh.

Pikiran anda adalah nasib Anda.

Fenomena yang saya sering ceritakan dalam ruang "sharing" bisa menjawab pertanyaan: "Kenapa  kebanyakan orang miskin melahirkan orang miskin dan orang kaya melahirkan orang kaya"

Biasanya orang miskin pikirannya juga miskin ketika anak mereka berkata; "Pak, aku mau sekolah yang tinggi supaya nanti aku bisa jadi orang sukses".

Yang sering kita dengar adalah si bapak berkata kepada anaknya: "Nak kita ini miskin tidak mungkinlah bisa sekolah tinggi-tinggi, apalagi jadi orang sukses".

"Bapak tidak punya uang nak, sudahlah kau bantu bapak kerja di warung ini saja"

Kemiskinan pikirannya si bapak mengkerdilkan pikiran si anak yang kemudian menghapus mimpinya dan menggantinya dengan keinginan yang lebih realistis.

Lingkungan pergaulan si anak, juga tidak membantu, dia bergaul dan berinteraksi dengan sesama mereka yang juga miskin sehingga pembicaraan diantara mereka semakin membatasi semesta pikiran si anak. Si anakpun terjebak dalam pola hidup yang tidak akan membuatnya kaya.

Sementara orang kaya biasanya memiliki pikiran yang juga kaya. Ketika anaknya berkata: "Bapak, aku mau jual barang-barang bekasku di internet boleh nggak?"

Apa kata si bapak: "Loh kenapa kamu tidak sekalian saja buat toko online, kumpulkan semua barang bekas punya teman-teman kamu, terus jual aja sekalian di situ, pendapatan kamu pasti akan lebih banyak nak".

Si bapak mengajak anaknya melihat peluang-peluang besar di dunia bisnis yang bisa dicapai di masa depan. Bapak itu mempertemukan anaknya dengan teman-temannya yang juga orang kaya dan mereka pun berkata: "Hebat kamu nak masih kecil udah punya usaha sendiri, pasti nih kamu bisa lebih baik dibandingkan bapakmu"

Dengan begitu semesta pikiran anak orang kayapun berkembang, dia akan terpancing untuk berfikir dan bermimpi besar, dia akan menetapkan target capaian yang tinggi bagi dirinya sendiri. Lalu membangun pola hidupnya akan mengantarkannya menjadi orang besar suatu saat nanti.

Sekali lagi tentu saja selalu ada pengecualian, tidak sedikit juga orang kaya yang justru melahirkan generasi pemalas yang hanya bisa menghabiskan kekayaan orangtuanya.

Sebaliknya ada saja orang miskin yang berhasil mendidik anak-anaknya menjadi orang sukses dan mulia. Karena pemikirannya kaya, dengan kehebatan pikirannya dia mampu membuat anak-anak lebih percaya diri dan termotivasi untuk mewujudkan mimpi besar mereka. Dia terus meyakinkan anaknya bahwa masa depan mereka ada di tangan mereka sendiri.

Sikap dan perilaku orang tua seperti itu telah menciptakan semesta pikiran yang besar pada diri anak-anaknya, dari orang tua seperti itulah akan lahir orang-orang yang sukses mulia pada tingkatan yang tinggi.

Jadi kesimpulannya, nasib kita dibatasi oleh pikiran kita sendiri, apa yang kita pikirkan saat ini akan menjadi plafon tertinggi dari pencapaian hidup kita di masa depan.

"Your mindset recycling of how high you crush"

Oleh karena itu, anda harus berani berpikir besar, tetapkan target-target tinggi yang akan dicapai di masa depan, kemudian meyakini di dalam hati, dan hidupkan di dalam pikiran.

Pikiran besar itu, yang akan memberikan ruang bagi anda untuk tumbuh semakin hebat setiap harinya. Semesta pikiran anda akan meluas dan kemampuan gerak Anda semakin kuat.

Pada waktunya nanti, anda akan terkejut dengan keberhasilan meraih hal-hal yang sebelumnya Anda anggap mustahil.

**

Jakarta, 22 Desember 2021

Penulis: Firman Lie untuk Grup Penulis Mettasik

dokumen pribadi
dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun