Jadi memulangkan pejuang ISIS eks WNI, butuh instrumen kemanusiaan yang profesional, Â yang siap bekerja secara sistimatik dan berkelanjutan.
Istrumen kemanusiaan artinya, upaya psikis dan sosial supaya anggota ISIS terutama perempuan dan anak-anak bisa kembali normal bermasyarakat.
Disamping itu pemerintah perlu mempersiapkan mental masyarakat untuk menerima mantan ISIS itu kembali berintegrasi dengan mereka.
Seperti WNI yang diisolasi dipulau Natuna yang mendapat penolakan dari warga, begitu juga upaya integrasi eks WNI pejuang ISIS itu pasti akan mengalami resistensi dari masyarakat.
Ternyata keputusan memulangkan pejuang ISIS eks WNI, implikasinya tidak semudah seperti yang diucapkan Fachrul Razi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H