Mohon tunggu...
Shafira Andini
Shafira Andini Mohon Tunggu... Lainnya - English Department, Faculty of Humanities Universitas Airlangga

Arlinda Muthia, arlinda.muthia.khairunnisa-2018@fib.unair.ac.id, NIM 121811233141 Meilia A. Sulistyo, meilia.ayu.sulistyo-2018@fib.unair.ac.id, NIM 121811233149 Hillda Avista, hillda.avista.praxisca-2018@fib.unair.ac.id, NIM 121811233150 Nadia Nafisa, nadia.nafisa.kristianto-2018@fib.unair.ac.id, NIM 121811233158 Shafira Andini, shafira-andini-2018@fib.unair.ac.id, NIM 121811233159 Moza Salsabiil T, moza.salsabiil.thaffaylia-2018@fib.unair.ac.id, NIM 121811233160

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Larangan Muslim Sementara sebagai Kebalikan dari Definisi "Melting Pot" serta Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat

1 Juli 2021   22:52 Diperbarui: 1 Juli 2021   23:05 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai tambahan penolakan gerakan larangan muslim dalam hukum, para penganut muslim, serikat, pendukung, dan lainnya meneruskan untuk menantang larangan tersebut dengan mencegah presiden yang menargetkan masyarakat berdasarkan agama ataupun kriteria lainnya di masa mendatang. Semua orang berhak dijauhkan oleh rasa kebencian serta hidup dan beribadah dengan tenang. Tentunya, seluruh permasalahan larangan muslim ini mempunyai akhir yang melegakan. 

Meskipun titik terang ini ditemukan dengan hiruk pikuk jalanan bebatuan, pada akhirnya pengangkatan larangan muslim ini terjadi. Para petinggi pemerintah mengakui bahwa peristiwa ini adalah kesalahan yang terjadi di masa lalu karena pandangan yang salah terhadap suatu kaum. 

Pengangkatan larangan muslim ini diperkuat dengan adanya 'No Ban Act', gerakan yang ditetapkan oleh US House agar setiap presiden yang sedang menjabat diberi batasan dalam menetapkan aturan larangan bepergian. Kebijakan baru ini merupakan sisi yang sangat mendukung peran Amerika Serikat sebagai negara 'Melting Pot' yang menerima segala ras, etnis, budaya, dan agama di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun