"Yang mulai, sang putri ingin bertemu dengan penyihir. Â Saya mengantarkan dia kepada tuan putri."
"Oh begitu."
Aku rasa dia bukan teman yang ada di dalam istana. Aku tidak menyukai dia sama sekali.
Con-con menghampiriku dan berbisik,"Pada saat sang penasihat berkata, permata kunci menyala."Â
"Menyala?"
"Iya pada saat dia sedang memarahi anda."
Pintu taman dibuka dan cahaya terang keluar dari balik pintu tersebut. Aku perlahan-lahan membuka mataku dan memperhatikan gambaran taman yang ada di depan mataku. Penglihatan aku mulai terlihat jelas. Aku melihat Putri Yexenia berdiri di tengah-tengah taman yang besar.Â
Dia memakai baju yang berwarna merah muda dan memiliki sayap kupu yang berwarna putih. Bajunya itu terdapat sulaman yang memiliki benang emas. Dia terlihat seperti putri peri dalam dunia dongeng. Di Tengah-tengah taman dia sedang bermain-main dengan tumbuhan-tumbuhan peri dan peri-peri kecil yang berterbangan. Dia bernyanyi-nyanyi bersama peri-peri itu.
Sang kepala pelayan menghampiri Putri Yexenia dan berbisik kepada dia. Dia menoleh kebelakang dan melihat aku sedang berdiri di depan pintu.
"Selamat pagi, penyihir. Maaf membangunkan anda." Dia berbicara dengan tersenyum.Â
"Selamat pagi." Aku membalas dengan senyum kecil.Â