"Maksud anda? Saya akan dimandikan?"
"Betul."
Aku mulai merasa malu.Â
"Biar aku mandi sendiri."
"Tidak bisa. Kami harus melayani anda. Ini perintah dari tuan putri." Dia berbicara sangat tegas.Â
"Tidak perlu merepotkan. Biar saya sendiri."
"Tidak bisa. Kami harus melakukan ini secepatnya. Kalau anda menolak, kami akan mengambil tindakan." Dia menatapku dengan tajam. Tatapan dan nada suara ini mirip sekali dengan guru di kelasku yang tegas.Â
Dia juga seperti babysitter aku pada masa kecil, yang sangat galak tapi sayang sama aku. Babysitter dulu bekas seorang guru SD. Beliau berhenti kerja jadi guru dan menjadi suster di rumahku.Â
Mamaku tidak pernah mengurus aku sejak kecil dan dia cuma menyuruh suster untuk mengurus aku, dia pergi kerja dan meninggalkan aku, sama juga dengan papaku.Â
Aku tumbuh besar dan tidak mengenal papa dan mamaku. Aku cuma mengenal susterku dan tidak pernah merayakan ulang tahunku bersama orang tuaku, melainkan cuma sama susterku ini saja.Â
Dia menyiapkan aku sarapan, makan, baju, mandi, dan belajar. Setelah aku keluar dari bangku SD. Sang suster berhenti dari kerja dan balik ke kampung dan menikah.