Mohon tunggu...
Griya Rizqi Ulandari
Griya Rizqi Ulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Suka menulis terkait Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

4 Perbedaan Menarik Karya Sastra Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan Indonesia

29 Mei 2022   09:40 Diperbarui: 29 Mei 2022   09:42 1331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah sastra Indonesia merupakan upaya mempelajari sejarah sastra berbahasa Indonesia yang membahas semua terkait sastra. Dalam mempelajari sejarah sastra berbahasa Indonesia, seseorang akan mengetahui lebih dalam mengenai kesusastraan Indonesia dan periodisasi sastra. 

Selain itu, sejarah sastra berbahasa Indonesia juga membahas terkait tokoh-tokoh Indonesia yang berperan penting terhadap berkembangnya kesusastraan Indonesia, serta karya sastra yang dihasilkan dari sastrawan Indonesia.

Karya sastra merupakan pemikiran atau gagasan dari seorang sastrawan yang kemudian dituangkan melalui tulisan yang mengandung nilai estetika, baik berupa ilmu pengetahuan, fiksi, maupun non fiksi. Contoh karya sastra yaitu prosa, sajak, puisi, cerita pendek, novel, naskah drama, kritik, dan masih banyak lainnya. Karakteristik dan ciri karya sastra sebelum kemerdekaan dan karya sastra sesudah kemerdekaan Indonesia sangatlah berbeda. Mulai dari gaya bahasa, tema, gaya penulisan, diksi, hingga alur. 

Berikut ini disajikan empat perbedaan menarik karya sastra sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia.

1. Inspirasi Dibuatnya Karya Sastra

Karya sastra yang dibuat oleh sastrawan pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia atau sebelum tahun 1945 pada umumnya terinspirasi dari kisah nyata. Masalah terkait dengan kehidupan masyarakat pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia, seperti nasionalisme bangsa Indonesia, protes politik dan budaya, cita-cita kebangsaan, hingga masalah terkait isu keagamaan.

Berbeda dengan karya sastra yang dibuat sesudah kemerdekaan Indonesia yang tak jarang berasal dari khayalan seseorang. Apalagi pada zaman sekarang ini yang tak jarang karya sastranya bergenre fantasi dan misteri, yang tentu saja  

2. Corak Karya Sastra

Berbeda dengan sebelum kemerdekaan Indonesia yang masih tradisional, pada periode 2000-an, karya sastra sudah memiliki corak yang modern serta corak yang baru dalam prosa, drama, maupun perfilman. 

Sastra pada periode 2000-an mengalami perkembangan yang signifikan dan beragam, serta karya sastra zaman sekarang tak jarang disesuaikan dengan selera publik atau disebut karya populer.

3. Media Penyaluran Karya Sastra

Pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia, karya sastra biasanya disalurkan melalui media massa tercetak, seperti majalah, koran, buku, dan media lainnya. Berbeda dengan karya sastra sesudah kemerdekaan yang marak disalurkan lewat media online, seperti YouTube, situs, blog, forum, atau aplikasi menulis (Webtoon, Wattpad, PluMe, Cabaca).

4. Sastrawan Karya Sastra 

Sastrawan Indonesia sebelum kemerdekaan didominasi oleh pria, seperti Amir Hamzah, Marah Rusli, H.B. Jasin, M. Kasim, Armijn Pane, Asrul Sani, Ali Hasymi, dan masih banyak lainnya. 

Berbeda dengan masa sesudah kemerdekaan mulai tahun 70-an yang tidak lagi didominasi oleh sastrawan pria, banyak sastrawan dan pengarang wanita yang menghasilkan karya sastra yang luar biasa, seperti La Rose, Titik W.S., Mira W, Ike Supomo, Maria Sardjono, N.H. Dini, dan masih banyak lainnya. Selain itu, ada juga sastrawan wanita yang populer di era digital ini seperti Luluk HF, Valerie Patkar, Nafisya Kaila Akbar, dan sastrawan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun