Mohon tunggu...
fidelis daniel
fidelis daniel Mohon Tunggu... Jurnalis - sebuah montase

carpe diem

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cukil Kayu dari "Kita" untuk Bersama

22 Desember 2020   20:53 Diperbarui: 22 Desember 2020   21:12 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu hal yang menarik bagiku adalah mereka yang melek terhadap seni adalah orang-orang hebat yang kerap kali mendapat stigma buruk di masyarakat. Berawal dari komunitas musik punk, menjadi pegiat seni untuk mengisi kekosongan dengan mencipta. Sebelum ini pandangan umum yang kuterima adalah bahwa punk merupakan perusuh. Semua terbantahkan saat aku disini.

"Semua cuma casing kok mas, semua punya bungkusnya sendiri. Ada yang keliatan diam-diam kayak orang baik gitu ternyata pengedar narkoba. Ada yang keliatan rapi, sopan dan santun, tapi ternyata koruptor. semuanya sama, punya sisi lain," kata Dinyo. Tidak ada yang perlu dibandingkan dan diperdebatkan. "Kita semua sama, jadi jangan melihat sebelah mata," timpal Roy memberi statement yang buatku menggumam untuk menyepakati ini.

Kurang lebih dua jam aku berada di persinggahan ini. ketika keluar pintu, aku melihat papan yang digantung diatas pintu. bila dilihat dari depan tertulis 'Ruang Kita'. "Artinya, ya ini ruang kita, ruang untuk siapapun dapat berkumpul, bercengkrama, ataupun berkarya. Kami terbuka, siapapun boleh datang kesini" Kata Roy memberi senyum.

foto by Novanoise
foto by Novanoise

 Untuk berkunjung dan belajar cukil kayu, dapat dilihat di instagram @deltapunkart

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun