Kaos hitam bergambar tengkorak, rambut berwarna menyala, telinga percing, siapa sangka mereka seniman?
Pukul empat sore aku menyisir di sebuah lokasi. Mulanya yang aku tuju di peta ialah pasar seni Sidoarjo. Aku tercengang melihat sekeliling yang aku tuju. Di kanan jalan terdapat bangunan-bangunan kosong tak berpenguni. Namun perjalanan tak berhenti sampai situ.
Rasa penasaran membawaku menemukan sebuah rumah. Bisa dibilang satu-satunya rumah dengan penghuni paling interaktif. Bangunan itu terdapat di ujung kiri jalan dari lokasi yang aku tuju. Aku masuk dan disambut dengan hangat oleh mereka. Oleh sekumpulan anak punk.
Enang 21 tahun, menyambutku sambil memainkan gitar yang ia pangku. Dan tiga orang lainnya menyambutku masuk. Di dalam, pada setiap dinding terdapat poster-poster dua warna bertempelan tak beraturan, tapi sangat ekspresif. Seperti biasa, dimana aku melihat sesuatu yang unik, ada yang harus digali, yatu dari mana semuanya bermula.
Iyek 30 tahun, bercerita kampung seni dulunya ialah sebuah pasar seni. Dimana setiap bangunan kosong yang aku lihat tadi, dulunya merupakan ruang sekaligus pameran untuk para pegiat seni. Berbagai karya yang terpampang yaitu seni patung, lukis, dalang, batik, dsb. Semua proses kerja seni berjalan mulus di tahun 2006an. Hingga pada akhirnya tidak berjalan lama seiring pergantian pemimpin baru.
Semua sangat menyayangkan itu. Dimulai dari ditutupnya akses utama, membuat lokasi kampung seni Sidoarjo sulit untuk dikunjungi. Melihat lokasi dari letaknya, kampung seni berada di suatu perumahan sebelah jalan tol. Lagi-lagi campur tangan negara membuat suatu blunder, yaitu dengan tidak merawat apa yang sebenarnya harus dilestarikan.Â
Perhatianku terelak pada gambar-gambar yang tertempel di tembok. Gambar itu adalah buah karya tangan komunitas yang aku kunjungi, yaitu Delta Punk Art. Menggunakan teknik cukil kayu sebagai media, untuk meluapkan ekspresi. tidak hanya itu, kawan-kawan di sini juga menerima pembuatan cukil kayu sesuai permintaan. "Cukil kayu mulanya berawal dari Jepang, mas." timpal Dinyo 26 tahun, yang tengah hangat mengobrol tentang karya seni ini.Â
Karya seni ini merupakan awal dari teknik sablon pada umumnya. Lalu banyak ditinggalkan karena efektifitas. Bila melihat kualitas, Cukil kayu tidak kalah kuat dengan sablon. Membuat cukil kayu adalah membuat karya yang multifungsi. fungsinya seperti; membuat poster, pajangan kayu di dinding, hingga dapat dicetak pada kaos (bila dicetak di kaos, umumnya mencukil dengan mode cermin). Alat-alat yang digunakan pun cukup terjangkau, yaitu roll karet, kaca untuk tatakan cat, dan cat offset.
Cukil kayu yang dikerjakan oleh komunitas Delta Punk Art dirayakan cukup paripurna. Mereka mempunyai jaringan pegiat cukil kayu di setiap penjuru kota di Indonesia. Puncaknya adalah adanya suatu acara tahunan yang berlatar cukil kayu. "Tahun lalu di Blora, kami mencukil wajah pak Pramoedya Ananta Toer. Untuk memberi penghormatan." kata Roy pria berusia 26 tahun itu.Â
Satu hal yang menarik bagiku adalah mereka yang melek terhadap seni adalah orang-orang hebat yang kerap kali mendapat stigma buruk di masyarakat. Berawal dari komunitas musik punk, menjadi pegiat seni untuk mengisi kekosongan dengan mencipta. Sebelum ini pandangan umum yang kuterima adalah bahwa punk merupakan perusuh. Semua terbantahkan saat aku disini.
"Semua cuma casing kok mas, semua punya bungkusnya sendiri. Ada yang keliatan diam-diam kayak orang baik gitu ternyata pengedar narkoba. Ada yang keliatan rapi, sopan dan santun, tapi ternyata koruptor. semuanya sama, punya sisi lain," kata Dinyo. Tidak ada yang perlu dibandingkan dan diperdebatkan. "Kita semua sama, jadi jangan melihat sebelah mata," timpal Roy memberi statement yang buatku menggumam untuk menyepakati ini.
Kurang lebih dua jam aku berada di persinggahan ini. ketika keluar pintu, aku melihat papan yang digantung diatas pintu. bila dilihat dari depan tertulis 'Ruang Kita'. "Artinya, ya ini ruang kita, ruang untuk siapapun dapat berkumpul, bercengkrama, ataupun berkarya. Kami terbuka, siapapun boleh datang kesini" Kata Roy memberi senyum.
 Untuk berkunjung dan belajar cukil kayu, dapat dilihat di instagram @deltapunkart
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI